Smartfren Geber Pasar Ponsel Murah di Awal 2018

0
1085

Operator seluler Smartfren bersiap meluncurkan tiga model ponsel baru di lini Andromax. Seperti model-model sebelumnya, Andromax menyasar segmen ponsel pintar di Indonesia.

“Kami siapkan senjata dan akan kami keluarkan satu per satu,” ucap Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Commercial Smartfren, di bilangan Menteng, Selasa (23/1).

Ketiga ponsel tersebut adalah Andromax L, Andromax BSE, dan Andromax A2. Ketiga model ini dibanderol di bawah Rp1 juta dan segera meluncur ke pasar pada 1 Februari 2018 mendatang.

Djoko mengaku harga untuk ketiga model itu dikenai diskon. Andromax L misalnya. Harga aslinya adalah Rp1,2 juta, namun mereka menjualnya dengan harga Rp900 ribu.

Sementara Andromax BSE yang tadinya Rp900 ribu dikorting menjadi Rp850 ribu. Terakhir, Andromax A2 harganya tak berubah yakni Rp850 ribu.

Harga yang dipatok oleh Smartfren itu sudah termasuk dengan bundling paket data 4G LTE Unlimited dengan fair usage policy (FUP) 1 GB per hari yang bernilai Rp100.000.

Selain ponsel, perusahaan yang bernaung di bawah Grup Sinar Mas ini juga bakal meluncurkan feature phone yang bisa dijadikan modem bernama Andromax Prime. Sama seperti ketiga ponsel sebelumnya, Smartfren bakal mematok diskon untuk modem ini, yang tadinya Rp350 ribu menjadi Rp300 ribu.

Djoko mengklaim harga yang mereka pasang ini jauh lebih murah dari para kompetitornya, bahkan dibanding di luar negeri.

“Andromax Prime jadi modem termurah di dunia saat ini. Di China saja biaya modem seperti ini Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu,” Djoko menambahkan.

Total unit dari keempat produk baru Andromax itu ada 600 ribu. Mereka menargetkan semua ludes terjual sebelum Lebaran tahun ini.

Mengincar Sisa-sisa Pengguna 2G dan 3G

Peluncuran empat ponsel murah sekaligus ini menandai keinginan Smartfren menyerap sisa-sisa pengguna di jaringan 2G dan 3G. Setelah transisi jaringan CDMA ke GSM rampung di November lalu, Smartfren mengincar orang-orang yang belum beralih ke 4G.

Djoko mengklaim masih ada ratusan juta pelanggan yang belum memakai ponsel berteknologi 4G. Ini menjadi tantangan bagi mereka untuk menambah jumlah pengguna mereka.

“Kami memang butuh penambahan pelanggan,” aku Djoko.

Pelanggan Smartfren sendiri berkisar di angka 12 juta. Sementara rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) Rp45.000 dan diharapkan akan meningkat menjadi Rp75.000 dengan peluncuran produk baru nanti. (age/evn)