Penembakan di Florida: Pelaku sempat lolos dan masuk ke gerai McDonald

0
913

Pelaku penembakan yang menewaskan 17 orang di sebuah sekolah di Florida, AS, sempat lolos dan bersembunyi di sebuah gerai McDonald.

Dalam pernyataan di pengadilan, Nikolas Cruz, 19 tahun, mengaku sebagai pelaku, dan mengatakan bahwa setelah penembakan itu ia membuang senjatanya di kampus untuk bisa berbaur bersma siswa lain dalam upayanya untuk lolos.

Dia dilaporkan bisa melarikan diri dari tempat kejadian tanpa terdeteksi.

Ia kemudian memasuki sebuah jaringan toko Walmart lalu masuk ke sebuah gerai restoran cepat saji McDonalds. Polisi kemudian berhasil menemukannya satu jam setelah serangan itu dan bisa menangkapnya tanpa perlawanan.

Dalam pengakuan di persidangan, Cruz mengakui membawa serta sejumlah amunisi di tas dan ranselnya.

“Cruz mengatakan bahwa dia adalah orang yang memasuki kampus bersenjatakan sepucuk senapan AR-15 lalu menembakji para murid yang dia lihat di dalam kampus,” sebut dokumen pengadilan.

Sebelumnya terungkap bahwa Biro Investigasi Federal FBI dan para guru ternyata pernah diperingatkan oleh warga masyarakat tentang pelaku penembakan yang menewaskan 17 orang itu, yang mengatakan di Youtube bahwa dia ingin menjadi ‘penembak sekolah yang profesional.’

FBI pun melakukan pengkajian mengenai bagaimana penanganan mereka terhadap peringatan itu.

Nikolas Cruz, 19, sudah dihadapkan ke pengadilan dengan dakwaan melakukan pembunuhan berencana dalam peristiwa penembakan sekolah AS paling mematikan sejak 2012.

Dilaporkan bahwa Cruz mengatakan dalam sebuah unggahan YouTube tahun lalu bahwa dia akan menjadi ‘penembak sekolah yang profesional.’

FBI mengakui bahwa ada pengguna media sosial yang memberi tahu pihak berwenang tentang unggahan tersebut.

Para guru juga sudah mendapat diberi peringatan tentang Cruz, yang tidak diijinkan datang ke kampus dengan membawa ransel, lapor media AS.

FBI mengatakan telah menyelidiki ucapan di YouTube itu namun tidak dapat mengidentifikasi sepenuhnya orang yang menggunggahnya.

Serangan ini terjadi di Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida, Rabu (14/2) lalu. Empat belas orang terluka, tiga di antaranya dalam kondisi masih kritis.

Kepada penyidik yang menanyainya hari kamis, Cruz mengaku ​​bahwa dialah yang melakukan penembakan tersebut, dan bahwa dia memiliki ransel penuh amunisi.

Setelah melihat komentar yang ditulis Cruz di sebuah posting YouTube tahun lalu, pengguna media sosial, Ben Bennight, menghubungi FBI dan berbicara dengan salah seorang agennya selama sekitar 20 menit.

Bennight mengatakan FBI menghubungi dia lagi setelah terjadinya penembakan di Parkland ini.

FBI mengukuhkan hal itu, dan bahwa mereka telah melakukan ‘pemeriksaan’ namun tidak dapat mengidentifikasi orang yang mengunggah posting itu.

Sementara itu seorang guru matematika sekolah itu, Jim Gard, mengatakan kepada surat kabar Miami Herald bahwa oleh otoritas sekolah, para guru telah diperingatkan melalui email tentang perilaku Cruz.

“Tahun lalu kami diberitahu bahwa dia tidak diijinkan masuk kampus dengan membawa tas ransel,” kata Gard kepada Miami Herald.

“Ia membuat masalah tahun lalu, mengancam sejumlah siswa, dan saya kira dia diminta untuk meninggalkan kampus.”

Tidak jelas mengapa Cruz dikeluarkan dari sekolah itu. Mantan teman sekolahnya, Joshua Charo mengatakan bahwa dia pernah memergoki Cruz dengan ransel yang penuh peluru.

Jadi, kata Charo, “saya tidak bisa mengatakan bahwa saya terkejut” atas penembakan itu.

“Dia tampak seperti jenis anak yang bisa melakukan hal seperti ini.”

Siswa lain mengamini. “Semua orang sudah memperkirakannya,” kata seorang petugas kepada stasiun WFOR.

Namun polisi mengatakan mereka tidak mendapat informasi tentang akan dilakukannya serangan oleh Cruz.

Apa lagi yang kita tahu tentang sang penembak?

Media AS mengutip tokoh kelompok supremasi kulit putih Republic of Florida, Jordan Jereb yang mengatakan bahwa Cruz pernah berlatih bersama mereka, namun kelompok tersebut tidak menginginkan atau memerintahkannya untuk melakukan penembakan di sekolah.

Media lokal kemudian melaporkan bahwa penyidik ​​tidak dapat menemukan hubungan antara Cruz dan ROF.

Sheriff setempat, Scott Israel mengatakan bahwa profil media sosial Cruz “sangat, sangat mengganggu”.

Dua akun Instagram berbeda yang sekarang sudah dihapus, menunjukkan pose-pose Cruz dengan senjata dan pisau.

Dalam serangan itu Cruz diduga menggunakan senapan AR-15, yang menurutnya dibeli secara legal.

Sumber : bbc.com