Google diam-diam dikabarkan akan mencoba peruntungan di industri gim. Raksasa teknologi ini dirumorkan tengah menyiapkan layanan streaming, hardware gaming, hingga menggandeng pengembang gim untuk berada di bawah naungan perusahaan.
Kabar tersebut semakin diperkuat setelah adanya proyek streaming gim yang diberi kode nama Yeti.
Disela perhelatan Game Developer Conference pada Maret lalu, perwakilan perusahaan diketahui bertemu dengan sejumlah perusahaan gim terbesar untuk mengukur minat dan menjaring mereka ke dalam platform streaming gim besutan Google.
Tak sampai disitu, Google juga diketahui turut andil di ajang Electronic Entertainment Expo pada beberapa pekan lalu.
Mengutip Kotaku, pergerakan ini bukan sekedar untuk mengukur dan menjaring pihak pengembang, tapi ada kemungkinan Google hendak melakukan hal yang lebih besar seperti membeli studio gim. Kendati demikian, pihak Google hingga kini belum memberikan komentar terkait rumor yang beredar.
Layanan streaming yang dikembangkan Google kabarnya akan membuat gamer tak perlu lagi memikirkan spesifikasi komputer high-end untuk bermain gim. Google disebut akan menyimpan berbagai gim di markasnya, kemudian komputer dengan spesifikasi tinggi milik perusahaan akan melakukan proses rendering.
Pendekatan ini sama halnya dengan yang dilakukan oleh layanan streaming NVDIA GeForce Now. Gamer tinggal terhubung dengan layanan cloud untuk bisa memainkan satu judul gim apa pun.
Dengan cara tersebut, gamer tak perlu kartu grafis mahal atau konsol untuk bisa memainkan gim yang mereka mau. Bayangkan jika Anda bisa bermain gim FIFA 10 dalam tab di peramban Google Chrome.
Dilansir Android Central, layanan gim ini kabarnya akan terintegrasi dengan YouTube. Jika pemain menemukan kesulitan ketika sedang bermain gim tak perlu pusing-pusing karena mencari petunjuk, cukup menekan satu tombol untuk mencari petunjuk gim yang sedang dimainkan.
Sementara itu, kabar kemunculan konsol gaming Google terhitung sepi. Mengingat Google justru akan lebih fokus mengembangkan layanan streaming gim ketimbang membuat peranti keras. Strategi ini kabarnya mensontek kesuksesan NVIDIA di ranah industri gaming yang telah mengoptimalisasi setiap platform.