Daerah Diplomatik Kabul Ditargetkan Oleh Mortir Selama Pidato Idul Adha

0
805

Gerilyawan telah menembakkan mortir ke daerah diplomatik ibukota Afghanistan, Kabul, saat pidato presiden untuk menandai hari libur Muslim.

Presiden Ashraf Ghani berbicara langsung di televisi untuk merayakan Idul Adha ketika ledakan terdengar di dekat istana kepresidenan.

Sebuah helikopter tempur kemudian menembaki sebuah gedung tempat para militan diyakini telah mengambil posisi.

Ajakan Ghani untuk gencatan senjata Idul Fitri ditolak oleh Taliban pada hari Senin.

Ketika pasukan mengamankan area yang ditargetkan, masih belum jelas siapa yang menembakkan mortir atau berapa banyak penyerang yang terlibat.

Setelah beberapa jam para pejabat mengatakan semua penyerang telah terbunuh. Empat orang lainnya terluka, dua di antaranya personil keamanan.

Secara terpisah, para pejabat mengatakan Taliban telah membebaskan lebih dari 160 penumpang bus yang diculik sehari sebelumnya di utara. Setidaknya 20 tentara dan polisi masih ditahan.

Militan dari kelompok Taliban dan Negara Islam telah melakukan serangan di Afghanistan bulan ini yang menyebabkan ratusan orang dilaporkan tewas.

Menurut kepala polisi, para penyerang pertama menggunakan mortir mengarahkan ke istana presiden.

Sedikitnya 10 ledakan terdengar di saat Presiden Ghani menyampaikan pesan Idul Adha. Gambar-gambar televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit.

Pasukan keamanan kemudian menembaki para militan di gedung itu.

Taliban telah melancarkan beberapa serangan dalam beberapa pekan terakhir.

Yang terbesar adalah serangan di kota Ghazni, timur Kabul, yang memicu pertempuran lima hari dengan pasukan pemerintah yang menyebabkan ratusan orang tewas atau terluka. PBB telah melaporkan bahwa hingga 150 warga sipil mungkin telah tewas.

Serangan itu datang ketika tekanan berlanjut pada Taliban untuk memasuki pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Pembicaraan rahasia baru-baru ini diadakan di Qatar antara Taliban dan pejabat AS setelah gencatan senjata tiga hari yang belum pernah terjadi sebelumnya selama perayaan Idul Fitri pada bulan Juni yang sebagian besar dihormati oleh kedua belah pihak.