Sutopo Imbau Pengelola Kawasan Wisata Melek Peta Bencana

0
953

Tsunami Selat Sunda yang terjadi di pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam menyisakan duka yang mendalam. 

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tewas akibat terjangan tsunami Selat Sunda di Anyer dan Lampung mencapai 168 orang tewas.

Selain korban tewas, Sutopo menyebut setidaknya 745 orang luka dan 30 orang lainnya masih hilang.

“Dan 558 rumah rusak, sembilan hotel rusak,” ujar Sutopo dalam konferensi pers di Yogyakarta, Minggu (23/12) seperti dilansir CNN Indonesia TV.

Pantai Tanjung Lesung, kawasan wisata unggulan yang masuk dalam daftar ’10 Bali Bali’ dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kebanggaan Kementerian Pariwisata terdampak paling parah dari jumlah korban, karena saat bencana terjadi sedang berlangsung kunjungan wisata dari ratusan karyawan PLN dan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta konser band Seventeen.

Band Seventeen kebetulan tampil di panggung yang disebut dibangun hanya berjarak lima meter dari bibir pantai.

Video saat panggung konser band Seventeen diterjang tsunami Selat Sunda juga viral di media sosial.

Mengenai banyaknya korban yang jatuh atas bencana ini, Sutopo berkata bahwa dirinya menyayangkan bahwa mitigasi bencana di kawasan Indonesia masih sangat minim.

Ia juga menyebut bahwa pengelola kawasan wisata di Indonesia perlu mempelajari peta bencana yang kemungkinan terjadi di kawasannya.

“Kedepannya semoga mitigasi bencana di Indonesia semakin diperhatikan lagi sehingga bisa meminimalisir jumlah korban, terutama di kawasan wisata yang rawan bencana seperti pantai dan gunung,” kata Sutopo.

Ketua TCC Guntur Sakti melalui keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com pada Minggu (23/12).

Guntur menjelaskan, langkah konkrit yang dilakukan pada Minggu (23/12) sesuai instruksi Menpar adalah menyetop promosi di destinasi terdampak bencana, menerbitkan informasi situasi terkini dan membentuk posko koordinasi di wilayah Banten dan Lampung.

“Nantinya, hanya ada satu pintu untuk mengeluarkan pernyataan dampak bencana di sektor pariwisata. Dan ini adalah pelayanan utama yang dilakukan TCC Kemenpar di fase tanggap darurat. Selain tentunya ikut serta memberikan pelayanan kepada wisatawan yang terdampak,” ujar Guntur.

Belajar dari pengalaman penanganan bencana erupsi Gunung Agung Bali, gempa Lombok dan Palu, layanan terhadap wisatawan diberikan dalam bentuk layanan informasi, akomodasi, konsumsi serta imigrasi dan atraksi, khususnya bagi mereka yang tertahan di bandara atau pelabuhan.

Sumber : CNN [dot] COM