Akhir Cerita ‘Game of Thrones’ Sudah Sesuai dengan Novelnya

0
701

 Game of Thrones musim 8 yang berakhir hari ini, Senin (20/5) waktu Indonesia, tidak jauh berbeda dari ujung cerita novelnya, yang hingga kini belum dituntaskan dan diterbitkan.

Sebab sebelum Game of Thrones musim 8 berakhir, sang kreator dari HBO, DB Weiss dan David Benioff sudah lebih dulu bertemu penulis George RR Martin. Saat itu Martin sudah memberi ‘arahan’ akan seperti apa akhir novelnya, yang menjadi dasar Game of Thrones.

“Saya pikir akhir milik Dan [DB Weiss] dan Dave [David Benioff] tidak akan berbeda dengan milik saya karena perbincangan yang kami lakukan. Kita berbicara soal konferensi cerita yang dilangsungkan selama beberapa hari di rumah saya di Santa Fe, New Mexico,” kata Martin saat berbincang dengan 60 Minutes, seperti dikutip dari Express.

Dalam kesempatan itu Martin menyampaikan inti dari ending-nya, meski tak semua detail. Akhir cerita itu ia pegang selama bertahun-tahun, meski ada kecaman dari penggemar.

Game of Thrones merupakan serial yang diadaptasi HBO dari seri buku George RR Martin, A Song of Ice and Fire. Ia sudah menulis novel itu sejak 1996. Isinya sejauh ini adalah lima novel, termasuk A Clash of Kings, A Storm of Swords, A Feast for Crows, dan A Dance with Dragons. Ia seharusnya merilis novel keenam dan ketujuh, namun belum rampung.

Meski begitu, Game of Thrones yang tayang sejak 2011 sudah melewati buku Martin. Ceritanya sudah sampai musim kedelapan. Disebut-sebut, Martin baru akan merilis dua bukunya setelah Game of Thrones berakhir. Namun ia membantah kabar yang ditiupkan Ian McElhinney, pemeran Barristan Selmy itu.

Melalui blog pribadinya ia mengatakan novelnya belum rampung.

“Tidak, The Winds of Winter dan A Dream of Spring belum selesai. Dream [Dream of Spring] bahkan belum dimulai [ditulis]. Saya tidak akan mulai menulis volume ketujuh sampai saya mengakhiri volume keenam,” ia menegaskan. Menurutnya, jika buku sudah ada, tak mungkin rilisnya ditunda. Itu justru tidak akan menguntungkan bagi semua pihak.

“Buat apa penerbit saya, bukan hanya di Amerika Serikat tapi juga di seluruh dunia, setuju akan hal ini? Mereka bisa mengantongi jutaan dan jutaan dolar setiap seri baru buku Ice and Fire rilis, demikian juga saya,” ia memaparkan. Bagi HBO pun, tak ada untungnya.

“Kenapa mereka ingin ditunda? Buku itu kan bisa membantu mereka sehingga semakin banyak orang yang tertarik dengan serial televisinya, sebagaimana serial itu membuat orang tertarik terhadap bukunya?” lanjut sang penulis yang sudah berusia 70 tahun itu.

Hingga saat ini belum jelas kapan kelanjutan buku yang mendasari Game of Thrones dirilis.

Sementara itu, Game of Thrones sudah mencapai final. Serial televisi yang tayang di HBO itu sudah menentukan siapa yang menduduki Iron Throne, singgasana berbahan pedang menancap yang sejak musim pertama diperebutkan oleh tujuh kerajaan di Benua Westeros.

Cerita serial itu sempat membuat penggemar kecewa sejak episode kelima, di mana Daenerys Targaryen ngamuk dan naganya membakar King’s landing. Beberapa penggemar juga mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap akhir cerita Game of Thrones episode keenam.

Sumber : CNN [dot] COM