Pemilu Australia: Mengapa Politik Ibarat Racun Bagi Para Perempuan Di Negeri Kanguru

0
761

Perempuan Australia tidak ingin lagi berkecimpung dalam bidang politik.

Sejumlah dugaan persekusi seksis dan misoginis muncul belakangan ini, seiring jatuhnya Australia dalam peringkat global terkait representasi perempuan di bidang politik.

Australia terlihat cenderung mendukung anggota parlemen laki-laki yang banyak omong dan agresif, yang tumbuh dalam atmosfer kebebasan politik Canberra.

Namun beberapa anggota parlemen perempuan mulai mengungkap bahwa budaya politik yang saat ini berkembang harus diubah.

Ketika akhir pekan ini Australia menghadapi pemilihan umum, BBC menilik perihal yang dianggap sebagai ‘permasalahan perempuan’ dalam perpolitikan Australia.

Sarah Hanson-Young berusia 25 tahun ketika ia memenangkan satu kursi Senat Australia tahun 2007. Ia adalah perempuan termuda yang mampu melakukan itu.

Anggota Partai Hijau itu selalu blak-blakan dalam persoalan yang dianggap progresif dan hak-hak perempuan.

Namun ia juga panjang lebar berbicara tentang sikapnya yang berlawanan dengan lawan politiknya, terutama yang menyangkut “pakaian, tubuh, dan kehidupan seksualnya”.

Hanson-Young terbiasa mengabaikan cibiran itu. Namun perubahan di parlemen tahun lalu memperlihatkan persoalan yang sebenarnya tengah terjadi.

Peristiwa itu terjadi dalam perdebatan tentang keamanan perempuan, menyusul sebuah kasus pembunuhan yang mengguncang Australia.

Kala itu, seorang komedian perempuan muda bernama Eurydice Dixon diperkosa dan dibunuh orang tak dikenal saat tengah berjalan kaki menuju rumahnya di suatu malam.

Hanson-Young menyebut sebenarnya tidak perlu perlindungan ekstra jika laki-laki tidak memperkosa perempuan.

Merespons pendapat itu, seorang senator laki-laki bernama David Leyonhjelm berkata, “Anda semestinya berhenti bercinta dengan laki-laki, Sarah.”

David, senator dari Partai Liberal Demokrat yang dikenal karena komentar kontroversialnya itu, menolak meminta maaf kepada Hanson-Young, janda beranak satu.

David justru mengulangi komentarnya bahkan mengutarakan hal-hal serupa lainnya dalam sesi wawancara di televisi dan radio.

David menuduh Hanson-Young hanya mengumbar hipokrisi. Sebaliknya, Hanson-Young menuduh David mempermalukan perempuan dari segi seksual. Menurutnya, cercaan semacam itu digunakan untuk membungkam perempuan.

Hanson-Young menyebut putrinya yang berusia 11 tahun pernah ditanyai orang-orang di sekolah, apakah sang ibu memiliki banyak kekasih.

“Saat itu saya memutuskan tidak dapat menoleransi laki-laki di lembaga itu, yang menggunakan seksisme dan cercaan serta sindiran seksis, sebagai siasat mengintimidasi,” kata Hanson-Young.

Belakangan ia menggugat Leyonhjelm dengan tuduhan pencemaran nama baik. Hanson-Young menganggap lawan politiknya itu menyerang karakternya dengan istilah munafik dan pembenci laki-laki.

Dia juga melaporkan tuduhan sepihak bahwa dirinya menuduh setiap laki-laki merupakan pelaku pemerkosaan.

Dalam berbagai kesempatan, Leyonhjelm selalu membantah telah mencemarkan nama baik Hanson-Young.

Hanson-Young merasa dapat menggugat Leyonhjelm karena memiliki posisinya sebagai senator cukup kuat di masyarakat. Sebaliknya, perempuan Australia lain tak berdaya menghadapi perundungan semacam itu.

“Jika kita tidak melawan persoalan ini di parlemen negara kita, di mana lagi kita dapat melakukannya?” kata Hanson-Young.

‘Terlalu lama menderita dalam kesunyian’

Perpolitikan Australia dikenal riuh rendah dan gaduh, terutama karena berbicara apa adanya dianggap sebagai identitas penduduknya.

Namun para anggota parlemen perempuan menyebut komentar dan perlakuan yang mereka terima kerap kali bias gender. Mereka menilai perlakuan itu berada di batas perlakuan kejam dan intimidasi.

Hal tersebut, klaim para anggota parlemen perempuan itu, tidak dihadapi kolega laki-laki mereka.

Saat politikus perempuan, Julia Banks, secara sensasional keluar dari Partai Liberal yang tengah berkuasa tahun 2018, ia mencetuskan perlawanan.

Kala itu Australia, titik panas kudeta politik, baru saja menyaksikan bagaimana Perdana Menteri Malcolm Turnbull dijatuhkan partai oposisi. Di satu sisi Julia Banks merasa perlu bereaksi setelah mengalami pertikaian hebat.

Banks menunjuk jarinya kepada hal yang dianggapnya bencana kultural, bias gender, perundungan, dan intimidasi. Ia berkata, “perempuan telah begitu lama menderita dalam diam.”

Banks mendapat sokongan dari sejumlah perempuan yang duduk di pemerintahan, termasuk Julie Bishop, pimpinan partai yang menyebut beragam perilaku kejam.

Seorang senator perempuan diancam untuk menyebut nama orang-orang yang menganggunya. Adapun, Menteri Urusan Perempuan, Kelly O’Dwyer, mengkonfirmasi tuduhan perundungan dan intimidasi.

Politikus perempuan di Partai Liberal telah menggalang berbagai anjuran bahwa mereka tidak bisa mengikuti arus liar politik yang diciptakan politikus laki-laki.

“Penanda karakter perempuan Australia adalah daya tahan dan semangat independen otentik yang kuat,” kata Banks.

Bagi Banks, itu adalah bukti bahwa momen parlemen untuk berubah telah datang. Satu-satunya cara melakukan perubahan itu adalah representasi yang seimbang antara laki-laki dan perempuan di parlemen.