UNHCR: Lebih Dari 70 Juta Orang Mengungsi di Seluruh Dunia

0
643

Jumlah orang yang melarikan diri dari perang, penganiayaan, dan konflik melebihi 70 juta orang secara global pada tahun lalu – jumlah tertinggi dalam hampir 70 tahun selama badan PBB yang menangani pengungsi melakukan aktivitasnya.

Hampir 70,8 juta orang yang dipindahkan secara paksa lebih banyak 2,3 juta dari tahun sebelumnya, demikian laporan tahunan Global Trends UNHCR.

Angka tersebut juga dua kali lipat dari level yang tercatat dalam 20 tahun lalu.

Jumlah rata-rata mencapai 37.000 kasus perpindahan baru pada setiap harinya.

“Apa yang kita lihat dalam angka-angka ini adalah konfirmasi lebih lanjut dari tren peningkatan jangka panjang dalam jumlah orang yang menyelamatkan diridari perang, konflik dan penganiayaan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi.

“Sementara bahasa di sekitar para pengungsi dan migran acapkali memecah belah, kami juga menyaksikan melimpahnya kedermawanan dan solidaritas, terutama oleh komunitas yang menampung banyak pengungsi.”

Jumlah ini juga menunjukkan adanya peningkatan tajam dalam jumlah orang yang dipindahkan secara proporsi populasi dunia.

Menurut angka yang disimpan sejak Konvensi Pengungsi 1951, puncak sebelumnya adalah pada tahun 1992, yaitu 3,7 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2018, jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 9,3.

Menurut Badan Pengungsi PBB, angka aktual untuk 2018 kemungkinan akan lebih tinggi, karena jumlah orang yang terlantar akibat krisis Venezuela hanya sebagian yang tercermin dalam statistik.

Sekitar empat juta rakyat Venezuela telah meninggalkan negara mereka, menurut temuan dari negara-negara yang menerimanya, sekaligus menjadikannya salah satu krisis pemindahan terbesar di dunia baru-baru ini.

Laporan mengidentifikasi tiga kelompok utama. Pertama, pengungsi atau orang yang dipaksa meninggalkan negara mereka karena konflik, perang, atau penganiayaan. Pada tahun 2018, jumlah pengungsi mencapai 25,9 juta di seluruh dunia, lebih dari 500.000 di tahun 2017. Termasuk dalam jumlah ini adalah 5,5 juta pengungsi Palestina.

Kelompok kedua adalah 3,5 juta orang pencari suaka. Mereka adalah orang-orang di luar negara kelahiran mereka yang berada di bawah perlindungan internasional, tetapi belum diberikan status pengungsi.

Ketiga, pengungsi internal. Orang-orang ini terlantar di negara mereka sendiri dan jumlahnya 41,3 juta secara global.

Lebih dari dua pertiga dari semua pengungsi di seluruh dunia berasal dari Suriah, Afghanistan, Sudan Selatan, Myanmar dan Somalia. Suriah memiliki jumlah yang jauh lebih tinggi daripada negara lain dengan 6,7 juta, diikuti oleh Afghanistan dengan 2,7 juta.

Hanya 92.400 pengungsi yang dimukimkan kembali pada 2018, kurang dari 7% dari mereka yang menunggu proses pemukiman kembali.

Populasi global dari orang-orang yang dipindahkan secara paksa telah tumbuh secara substansial dari 43,3 juta pada tahun 2009. Sebagian besar peningkatan ini adalah antara 2012 dan 2015 sebagai akibat dari konflik Suriah.

Namun, konflik lain telah muncul dan berlanjut di seluruh dunia, misalnya, di Irak dan Yaman di Timur Tengah, serta bagian Afrika sub-Sahara seperti Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan.

Ada perpindahan besar-besaran pengungsi Rohingya ke Bangladesh pada akhir 2017, setelah mereka diusir dari negara bagian Rakhine Myanmar selama digelarnya operasi militer.

Lebih dari 1,5 juta, warga negara Ethiopia merupakan populasi baru yang terlantar pada 2018, di mana 98% dari mereka mengungsi di dalam negerinya sendiri, lebih dari dua kali lipat jumlah sebelumnya.

Hal ini terjadi terutama disebabkan oleh kekerasan antar-komunal sepanjang tahun 2018, dengan komunitas yang tinggal di sepanjang perbatasan yang disengketakan merupakan komunitas yang paling terdampak.