Gadget memang punya sisi positif, termasuk buat anak-anak. Tetapi para orangtua tetap harus memastikan durasi penggunaannya. Apalagi ada ancaman kesehatan yang menghantui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melarang penggunaan gadget pada anak di bawah usia 2 tahun. Sementara anak di atas usia tersebut hanya boleh menghabiskan waktu bermain paling lama satu jam per harinya.

Dr Gayani DeSilva, psikiater anak dan remaja, mengatakan kepada Fox News bahwa anak butuh waktu berkembang secara layak dan waktu di depan layar gadget dapat mengganggu perkembangan tersebut.

“Otak anak bertumbuh dengan cepat dalam merespons pengalaman dan lingkungan mereka. Otak mereka juga tidak bisa membedakan antara realitas dan kepura-puraan. Oleh karena itu, otak anak-anak bereaksi terhadap blue screen dan mengembangkan sistem dalam merespon pengalaman mereka seolah-olah apapun yang mereka lakukan dengan ponsel atau tablet mereka adalah kenyataan,” ujarnya.

Apalagi soal game di gadget. Jika di era masa lalu anak lazim merasakan sakit akibat jatuh ke rumput saat bermain, kini anak hanya mengalaminya lewat stimulus visual. Di game, anak tak merasakan sensasi hilang keseimbangan dan rasa sakit saat jatuh.

“Anak kehilangan banyak perkembangan dari bagian tubuh dan otak mereka ketika mereka berkutat di tablet atau ponsel,” sambungnya.

Dr Nerissa Bauer, penasihat medis untuk YourDoctors.Online, menambahkan bahwa masalah kontak dengan layar turut berkaitan dengan kebiasaan buruk lain yang mempengaruhi kesehatan. Anak-anak dan remaja yang menggunakan ponsel mereka berpotensi lebih jarang beraktivitas di luar rumah seperti berolahraga atau menghabiskan waktu bersama anak-anak lain.

“Orang tua dari anak-anak yang berusia 18 bulan hingga 24 bulan dapat memperkenalkan media digital tetapi mereka harus memilih program pendidikan yang berkualitas tinggi dan menonton program dengan anak mereka supaya dapat memberikan komentar dan menjawab pertanyaan anak-anak,” sarannya