Khan Sheikhoun: Pemberontak Suriah Menarik Diri dari Lokasi Pertahanan Utama Mereka Setelah Didesak Selama Lima Tahun

0
668

Pasukan oposisi Suriah menarik diri dari kota strategis Khan Sheikhoun, yang jauh terletak di provinsi yang mereka kuasai dalam lima tahun terakhir.

Pasukan pemerintah yang didukung oleh Rusia berhasil mendekat ke kota itu dalam beberapa minggu belakangan.

Pihak pemberontak mengatakan kepada BBC petempur mereka menarik diri dari kota pada hari Selasa (20/08).

Namun pernyataan resmi dari kelompok jihadis di Provinsi Idlib, Hayat Tahrir al-Syam (HTS), menyebut langkah ini sebagai “pemindahan” pasukan.

Nasib kota ini tampak masih tidak pasti, seperti dilaporkan oleh Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pengawas yang berkantor di Inggris. Mereka melaporkan kota ini telah jatuh ke tangan pasukan pemerintah.

Namun HTS mengeluarkan pernyataan bahwa mereka mengerahkan lagi pasukan ke kota itu sesudah mengalami pengeboman besar-besaran.

Khan Sheikhoun telah lama menjadi pusat dari perang saudara di Suriah.

Kota ini menjadi tempat serangan senjata kimia tahun 2017. Para ahli PBB menyalahkan Suriah ketika itu. Insiden ini memicu serangan militer Amerika Serikat ke Suriah.

Perang di Suriah ini telah berlangsung selama lebih dari delapan tahun.

Khan Sheikhoun merupakan medan perang yang penting di Provinsi Idlib, terletak di sepanjang jalan antara Damaskus-Aleppo, yang menghubungkan dua kota terbesar dan melalui wilayah yang dikuasai oleh pemberontak.

Rute pasokan untuk pasukan pemberontak

Menurut analis BBC Sebastian Usher, Khan Seikhoun yang menghubungkan Suriah bagian utara dan selatan merupakan urat nadi yang penting. Menguasai kota ini berarti memotong jalur pasokan pemberontak dan menjatuhkan gengsi kelompok Hayat Tahrir al-Syam, aliansi jihadis dan pemberontak.

Kota ini telah menjadi sasaran serangan besar-besaran oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam beberapa bulan terakhir. Ratusan penduduk sipil tewas dan ratusan ribu terusir dari rumah mereka.

Provinsi Idlib – bersama dengan Hama bagian utara dan Aleppo bagian barat – merupakan posisi terakhir pasukan oposisi bersenjata.

Tahun lalu Rusia dan Turki – yang menyokong pihak yang saling bertikai – sepakat untuk membentuk “zona penyangga” untuk melindungi penduduk sipil dan membatasi serangan pihak pemerintah.

Namun pasukan pemerintah meningkatkan serangan udara, sembari mengepung Khan Sheikhoun dan kawasan sekitarnya.

Hari Senin (19/08), konvoi Turki terkena serangan udara pemerintah — sementara Suriah menuduh iring-iringan itu bermaksud untuk memperkuat Khan Sheikhoun.

Turki mengeluarkan pernyataan keras kepada Suriah hari Selasa (20/08) dengan mengatakan agar pasukan pemerintah tidak “bermain api”.

“Kami akan melakukan apapun demi mengamankan pasukan kami,” kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu kepada wartawan.

Di Rusia, Menlu Sergei Lavrov, mengatakan militer negaranya berada di Idlib, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, Tass.

Rusia bergabung dengan konflik ini tahun 2015 untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad. Sejak itu, pasukannya memenangkan pertempuran demi pertempuran.

Pemerintahan al-Assad berhasil merebut sejumlah besar wilayah dan mengendalikan lagi pemerintahan — tetapi mereka dituduh melakukan kejahatan perang oleh penyelidik PBB dan kelompok hak asasi manusia.”