Selama ini, Google telah memiliki fitur pencarian lowongan kerja yakni Jobs on Google Search. Namun yang terbaru, Google merilis aplikasi bursa kerja bernama Kormo.

Project Lead Kormo Bickey Russell menyebut ada perbedaan antara aplikasi Kormo dan fitur Jobs on Google Search.

Salah satunya, Kromo dapat mencocokkan pekerjaan secara akurat berdasarkan keterampilan pengguna. Sedangkan, ketika pengguna mengetik kata kunci lowongan kerja pada kotak Google Search, Google hanya akan memberi referensi berdasarkan lokasi pencarian.

“Kami membuat aplikasi Kormo untuk menampilkan lowongan pekerjaan yang lebih luas kepada pengguna berdasarkan keterampilan yang dicantumkan di akun Kormo mereka. Sedangkan Jobs on Google Search hanya menampilkan lowongan sesuai kata kunci,” kata Russel saat peluncuran aplikasi Kormo di kantor Google Indonesia, Jakarta, Rabu(20/11).

Pada fitur Jobs on Google Search, Google mengambil peran sebagai agregator yang menghimpun semua informasi lowongan kerja dari sejumlah layanan bursa kerja seperti karir.com, Jobstreet, dan Urban Hire. Sedangkan Kromo bermitra dengan beberapa perusahaan secara langsung.

Russell mengatakan saat ini lebih dari 100 perusahaan yang telah terdaftar pada aplikasi Kormo. Sayangnya, perusahaan tersebut baru dihimpun dari Jakarta saja.

“Saat ini sudah ada lebih dari 100 perusahaan yang telah terdaftar dan hanya yang berkantor di Jakarta. Namun, dalam beberapa waktu ke depan, kami akan berekspansi ke Yogyakarta, Bali, dan Surabaya,” tuturnya.

Aplikasi Kormo sebetulnya telah diluncurkan versi beta pada Maret 2019. Selama periode itu, Google mengklaim sudah ada 50 ribu akun pencari kerja.

Selain itu, Kormo menyediakan beberapa fitur seperti pembuat curriculum vitae (CV) dan kumpulan materi belajar terkurasi untuk mengembangkan keterampilan melalui video maupun artikel.

Namun, Kormo hanya tersedia bagi pelamar di rentang usia 18-25 tahun atau bisa disebut seseorang yang baru mulai bekerja dan lebih sering menggunakan ponsel pintar untuk mendukung kegiatan sehari-hari.