Virus Corona China: AS Laporkan Kasus Virus Corona Pertama

0
580

Amerika Serikat mengkonfirmasi kasus pertama virus corona baru.

Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat mengatakan virus itu, yang berasal dari China, didiagnosis pada seorang warga AS yang tiba di Seattle dari China.

Virus yang menyebar dari Wuhan China itu telah menginfeksi hampir 300 orang, dan enam orang meninggal.

Korea Utara, untuk sementara waktu, menutup perbatasannya untuk turis asing demi menghindari ancaman penyakit itu, kata seorang operator tur.

Pasien yang didiagnosis di AS adalah seorang pria berusia 30-an yang kembali dari Wuhan pada 15 Januari, kata Pusat Pengendalian Penyakit AS.

“Pasien berobat di fasilitas medis di negara bagian Washington, tempat pasien itu dirawat,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

“Berdasarkan riwayat dan gejala perjalanan pasien, petugas kesehatan mencurigai virus corona baru ini.”

Pengujian laboratorium terhadap spesimen klinis pasien itu mengkonfirmasi diagnosis tersebut pada 20 Januari, ujar CDC.

Informasi bahwa Korea Utara melarang masuknya wisatawan asing berasal dari Young Pioneer Tours, yang berbasis di China dan menawarkan perjalanan ke Korea Utara.

Perusahaan itu mengatakan Korea Utara menerapkan larangan sementara sebagai tindakan pencegahan.

“Rincian lebih lanjut masih belum dikonfirmasi oleh mitra perjalanan kami di Korea Utara dan kami akan terus menayangkan pengumuman di masa depan di situs web kami,” kata Young Pioneer Tours.

Kelompok wisata lain yang melakukan perjalanan ke Korea Utara, Koryo Tours, juga menulis di akun Twitter mereka tentang “kemungkinan pembatasan masuk bagi wisatawan”.

Beberapa ahli sebelumnya memperingatkan bahwa sanksi internasional terhadap Korea Utara telah menghantam sistem kesehatan negara itu karena adanya pembatasan pengiriman bantuan dan peralatan medis.

November lalu, dokter AS Kee B Park menulis di USA Today: “Saya telah melihat bagaimana para dokter di Korea Utara beradaptasi dengan kelangkaan. Misalnya, mereka menggunakan kembali kateter intravena, pisau bedah, kain kasa dan sarung tangan dengan membersihkan dan mensterilkan ulang alat-alat itu secara cermat- sampai tidak dapat digunakan lagi. ”

Di mana virus menyebar?

Sebelumnya pada hari Senin, para pejabat China mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa virus tersebut dapat menular dari orang ke orang.

Pada saat yang sama media pemerintah China mengatakan enam orang telah meninggal karena infeksi itu, yang menyebabkan penyakit sejenis pneumonia.

Sebanyak 291 kasus kini telah dilaporkan di kota-kota besar di China, termasuk Beijing dan Shanghai. Namun, sebagian besar berada di Wuhan, kota yang berpenduduk 11 juta orang.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan akhir tahun lalu dan wabah itu diyakini berawal dari pasar makanan laut yang juga menjual hewan hidup.

Selain Amerika Serikat, dua kasus telah diidentifikasi di Thailand, satu di Jepang, satu di Korea Selatan dan satu di Taiwan. Semua yang terinfeksi baru saja kembali dari Wuhan.

Pihak berwenang di beberapa negara, termasuk Australia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Jepang telah meningkatkan pemeriksaan penumpang dari Wuhan.

Pemerintah AS pekan lalu mengumumkan langkah serupa di bandara di San Francisco, Los Angeles dan New York. Mereka telah mengumumkan rencana untuk menerapkan tindakan serupa di bandara Chicago dan Atlanta minggu ini.

Di Australia, seorang pria yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan ditempatkan dalam isolasi dan sedang menjalani tes. China adalah sumber turis terbesar ke Australia, dengan lebih dari satu juta warga China berkunjung tahun lalu.

Namun langkah-langkah yang diberlakukan oleh Korea Utara sejauh ini adalah yang paling ketat.

Sebuah laporan oleh Pusat Analisis Penyakit Infeksi Global di Imperial College, London, mengatakan mungkin ada lebih dari 1.700 orang yang terinfeksi penyakit ini. Namun, Gabriel Leung, dekan kedokteran di Universitas Hong Kong, mengatakan jumlah penderita mendekati 1.300.

Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia?

Kementerian Kesehatan menyatakan pihaknya telah mengirimkan edaran yang meminta pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan pada seluruh pintu masuk negara, termasuk melalui jalur udara, laut maupun darat.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kemenkes, mengatakan bahwa alat pemindai suhu tubuh, atau thermal scanner, pada titik-titik masuk para pendatang dari luar negeri telah diaktifkan kembali guna mendeteksi gejala-gejala virus itu.

“Karena salah satu gejalanya adalah panas, gangguan pernapasan, yang paling awal yang bisa dideteksi adalah dengan thermal scan,” kata Anung Senin (20/01) pada acara temu media untuk menjelaskan langkah-langkah pencegahan yang diambil pemerintah.

Apa yang kita ketahui tentang virus ini?

Virus, yang dikenal sebagai 2019-nCoV, dikenal sebagai jenis baru dari virus corona, yang sebelumnya diidentifikasi tidak akan menyebar ke manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyarankan manusia untuk menghindari kontak “tanpa perlindungan” dengan hewan, memasak daging dan telur dengan seksama, dan menghindari kontak dekat dengan siapa pun dengan gejala pilek atau flu.

Tanda-tanda infeksi termasuk demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas.