Pengamat dan pakar gadget menyebut aplikasi termometer suhu tubuh yang banyak ditawarkan di Google Play Store dan App Store tak bisa diandalkan untuk mengukur suhu tubuh.

Pengukur suhu tubuh lewat aplikasi di handphone (hp) ini kerap dicari sebagai alternatif instan pengganti termometer konvensional di tengah wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Sebab, demam adalah salah satu gejala terinfeksi virus corona selain batuk dan sesak napas.

Hal ini diungkap terkait dengan beredarnya aplikasi termometer di smartphone. Aplikasi ini menawarkan pengukuran suhu tubuh pengguna hanya dengan menempelkan sidik jari di layar ponsel. Namun, bagaimana dengan akurasi pengukur suhu tubuh ini? Benarkah ia bisa mengukur suhu tubuh pengguna?

“Tidak, itu (aplikasi termometer) hanya untuk lucu-lucuan,” kata pengamat gadget dari Gadtorade, Lucky Sebastian saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (4/3).

Sebab, layar ponsel tidak memiliki sensor khusus untuk mengukur suhu permukaan ponsel. Sebab, pengukuran suhu tubuh pengguna mesti diukur dengan sensor khusus. Sensor ini bisa berupa inframerah atau sensor khusus yang bisa disentuh oleh pengguna.

Alih-alih, aplikasi ini hanya akan mengecoh pengguna agar bisa menampilkan iklan sebanyak-banyaknya, tanpa benar-benar memberikan pengukuran suhu yang akurat.

Menurutnya, untuk bisa mengukur suhu tubuh seseorang, aplikasi termometer perlu dihubungkan dengan alat bantu yang dirancang khusus.

“Harus menggunakan alat bantu. Ada peralatan medis yang bisa disambungkan ke port USB ponsel dan aplikasinya,” sambungnya.

Jika tanpa alat bantu khusus, vendor ponsel bisa menyematkan sensor pengukur suhu di perangkat mereka juga berfungsi sebagai termometer.

“Bisa sebenarnya kalau ada vendor mau implementasikan, ada modul sensornya,” pungkas Lucky.

Namun saat ini, beberapa vendor lebih memilih meletakkan untuk menggunakan sensor untuk mendeteksi detak jantung di ponsel mereka. Sensor ini berguna untuk mendukung aplikasi kesehatan dan biasa dihubungkan dengan smartwatch pengguna.

Selain itu, smartphone memang tidak memiliki sensor termal untuk tubuh manusia. Dalam ponsel sendiri memang ada sensor untuk mengukur panas (thermosensor). Tapi sensor-sensor ini digunakan untuk mengukur suhu baterai dan chip ponsel. Sensor panas digunakan agar suhu bagian dalam ponsel tidak terlalu panas dan menyebabkan kerusakan bahkan ledakan ponsel.

Sebetulnya ada beberapa vendor ponsel yang telah menyematkan sensor suhu tubuh seperti Samsung Galaxy S4 dan Note 3, seperti dilansir Phone Arena.

Namun, dengan agar bisa mengukur dengan akurat, termometer ini perlu menunggu suhu ponsel menjadi dingin terlebih dulu. Namun, langkah ini dinilai tidak praktis dan keakuratannya pun diragukan.

Saat ini peneliti tengah mematenkan teknologi pengukur suhu dengan inframerah. Sebab, sensor inframerah kini semakin kecil sehingga bisa disematkan di ponsel. Sensor inframerah ini bisa ditempatkan di sebelah lensa kamera. Sebab, kamera akan berfungsi sebagai jendela bidik dari sensor tersebut, seperti dikutip Forbes.

Teknologi mikroelektronika diharapkan akan dimasukkan ke dalam smartphone masa depan dan memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatan mereka.