Data pengguna Bhinneka.com dilaporkan dijual di dark web. Lagi-lagi keamanan siber jadi masalah serius, investigasi pun dilakukan.

Zdnet memberitakan grup hacker ShinyHunters mengklaim membobol 10 perusahaan dan menjual data pengguna mereka di dark web. Menurut Zdnet ini adalah grup yang sama dengan peretas Tokopedia pekan kemarin.

Total ada 73,2 juta data pengguna dari 10 perusahaan teknologi berbagai negara yang dijual USD 18.000. Dari data itu termasuk 1,2 juta pengguna e-commerce Bhinneka.com.

Group Head Brand Communication & PR (BCPR) Bhinneka.com, Astrid Warsito mengatakan sedang melakukan investigasi terkait hal ini. Dia meminta maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan yang terjadi terkait kabar peretasan data pengguna.

“Hingga saat ini kami masih melakukan investigasi mengenai kebenaran berita tersebut dan juga melakukan investigasi di sistem internal Bhinneka sehubungan dengan dugaan tersebut,” kata Astrid kepada detikINET, Minggu (10/5/2020).

Astrid menegaskan, keamanan dan kenyamanan pelanggan saat berbelanja di Bhinneka.com selalu menjadi prioritas. Mereka telah menerapkan standar keamanan global Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) dari TUV Rheinland untuk melindungi pelanggan.

“Masih terlalu dini untuk menilai tapi tentu insiden ini tidak diharapkan. Di kami standar keamanannya global, jadi seharusnya tidak semudah itu terjadi peretasan,” kata dia.

Bhinneka menggandeng pihak terkait untuk investigasi ini yaitu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

“Kami akan memberi update jika hasil investigasi sudah ada,” kata dia.