The Flash merupakan salah satu tokoh utama dalam DC Comics. Pada film Justice League, The Flash yang diperankan oleh Ezra Miller ikut membantu Batman (Ben Affleck), Wonder Woman ( Gal Gadot), Aquaman (Jason Momoa), Cyborg (Ray Fisher), serta Superman (Henry Cavill) mengalahkan musuh mereka bernama Steppenwolf.
Diceritakan, The Flash memiliki kekuatan bisa berlari sangat cepat bahkan melebihi cahaya. Namun pada kenyataannya, bisakah manusia berlari seperti The Flash atau bahkan secepat cahaya?
Mengutip Futurism, sesuatu akan mengalami gaya hambat karena hambatan udara jika ia bergerak melintasi udara dengan kecepatan tertentu. Gaya hambat itu akan meningkat secara eksponensial sejalan dengan kecepatan.
Untuk bisa berlari sangat cepat, The Flash butuh mengerahkan kekuatan yang meningkat secara eksponensial ke tanah. Pada orang biasa yang berlari dengan kecepatan normal, gaya hambat ini sangat kecil sehingga tidak terasa sama sekali.
Selain itu, berlari sangat cepat bisa memproduksi friksi. Friksi kemudian menghasilkan panas. Alhasil, tubuh atau kostum The Flash harus bisa menahan panas luar biasa dari friksi yang dihasilkannya.
Analogi sederhana dari hal tersebut bisa dilihat pada meteor yang jatuh ke Bumi. Meteor akan terbakar karena mereka jatuh sangat cepat dan di saat bersamaan berhadapan dengan temperatur ekstrim yang dihasilkan dari friksi ketika memasuki atmosfer.
Lebih lanjut, berlari secepat The Flash bisa menghadirkan konsekuensi lain. Tubuh manusia tidaklah solid sepenuhnya dan punya batasan untuk menahan akselerasi.
Otak manusia bisa hancur ke tulang dan cairan dalam tubuh bisa terkondensasi ke arah yang berlawanan dari pergerakan kita.
Sementara itu melansir Wired, dalam artikelnya, Rhett Allain selaku profesor muda bidang fisika dari Southeastern Louisiana University menulis sesuatu yang aneh akan terjadi jika manusia berlari lebih cepat dari cahaya.
Contoh sederhana adalah jika sesuatu melaju lebih cepat daripada cahaya dari planet A ke planet B.
“Kemudian ketika sesuatu itu sampai di planet B, sesuatu katakanlah terjadi semisal lampu menyala. Ternyata, sesuatu tersebut akan melihat lampu di planet B menyala bahkan sebelum ia meninggalkan planet A,” tulisnya dalam artikel berjudul So Can Flash Actually Run Faster Than the Speed of Light?
Menurut Allain, The Flash tidak bisa semudah itu melaju lebih cepat daripada kecepatan cahaya untuk kembali ke masa lalu. Pasalnya, ia memiliki massa. “Cahaya dan gelombang gravitasi bisa melaju di kecepatan cahaya karena mereka bukan sesuatu,” tulisnya.
Di sisi lain, para ahli menemukan manusia hanya bisa bergerak mencapai 0,0037% kecepatan cahaya. Hal itu diungkap Philip Tan, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
“Anda butuh untuk berada di kendaraan luar angkasa untuk mencapai kecepatan tersebut,” kata Tan seperti dikutip dari Live Science.
Jika mendekati kecepatan cahaya pun, manusia akan mengalami apa yang disebut momen dilatasi. Momen itu membuat manusia akan menua lebih lambat dari biasanya.
Namun demikian, melansir Science Alert, ada partikel yang bisa berjalan melebihi kecepatan cahaya. Partikel yang masih berupa hipotesis itu disebut tachyon.
Jika tachyon benar-benar ada, kecepatan tachyon tak bisa di bawah kecepatan cahaya. Beberapa fisikawan menyebut, tachyon akan terus berjalan kembali dalam waktu.
Karena itulah, tachyon selama ini dikaitkan dengan perjalanan lintas waktu (time travel) dalam buku-buku dan film fiksi ilmiah.