Tinggal di dua alam dan memiliki capitan yang kuat, kepiting (Callinectes sapidus) mendunia karena cara berjalannya yang ikonik. Ya, di bergerak ke samping, bukan ke depan searah tubuhnya. Kenapa demikian?
Kepiting punya karakteristik anatomi yang membuat mereka bergerak dengan cara yang aneh. Proses evolusi, anatomi, dan habitat mereka sangat terkait dengan fakta tersebut.
Alasan utama dari fakta ini terletak pada kaki mereka, yang menempel di bagian sisi tubuh. Selain itu, artikulasi tubuh kepiting yang menekuk ke luar, memungkinkan untuk bergerak ke samping saja.
Memang, ada beberapa spesies kepiting yang bisa berjalan maju. Fakta ini memungkinkan mereka untuk memasuki lubang kecil dan retakan untuk menjauh dari ikan dengan gigi tajam dan kepiting yang lebih besar.
Seiring waktu, anatomi kepiting telah berkembang menghasilkan transformasi cangkang, yang memberikan bentuk lebar dan pendek pada tubuh.
Di sisi lain, perut kepiting sempit dan kecil. Aspek-aspek ini menyebabkan masing-masing kaki terletak pada posisi memanjang.
Inilah alasan utama mengapa kepiting cenderung membuat gerakan lateral (ke pinggir) untuk berpindah dengan lebih mudah, ketimbang harus berjalan maju.
Artinya, ada keuntungan lebih besar bagi kepiting dengan berjalan menyamping, yakni mereka dapat bergerak dengan mudah di permukaan berbatu seperti dasar air.
Karena kepiting bukan perenang yang hebat, mereka harus berjalan melalui permukaan yang berbeda termasuk, pasir, batu, dan bahkan beberapa spesies untuk memanjat pohon.
Meskipun karakteristik ini mempengaruhi gaya berjalannya, kepiting masih memiliki kemampuan untuk memutar tubuhnya jika diperlukan.
Dalam hal evolusi, aspek ini adalah salah satu alasan mengapa mereka beradaptasi untuk berjalan dengan gerakan menyamping. Demikian menurut laporan Our Marine Species.
Di sisi lain, berjalan menyamping ternyata lebih cepat daripada berjalan maju untuk robot berjenis heksapoda. Istilah itu merujuk kepada bahasa Yunani yang berarti enam kaki.
Hal tersebut sudah dibuktikan para ahli dalam jurnal berjudul Sideways crab-walking is faster and more efficient than forward walking for a hexapod robot. Dikutip dari IOP Science, peneliti membandingkan cara berjalan maju-mundur dengan menyamping untuk eksperimen robot heksapoda.
Eksperimen dilakukan dalam simulasi dinamis di Webot dan lingkungan laboratorium dengan robot tersebut. Hasilnya menunjukkan berjalan menyamping secara rata-rata 75 persen lebih cepat dari berjalan maju.
Performa jalan menyamping lebih baik di lantai keras dan media granular (pasir bermain kering). Ini mendukung pengembangan robot berjalan seperti kepiting di masa depan untuk aplikasi masa depan.
Dalam eksperimen di masa depan, metode berjalan miring dapat digunakan untuk mengembangkan gaya berjalan tanpa optimasi ekstensif dan untuk mengeksplorasi apakah keuntungan dari berjalan menyamping bertahan untuk desain robot lainnya.
“Secara keseluruhan, hasil penelitian kami mengindikasikan bahwa berjalan menyamping dalam ketinggian terendah, menggunakan gerakan total, adalah baik untuk efisiensi energi dan kecepatan,” tulis para ahli tersebut.