Pemerintah Mozambique mengatakan sekitar 600.000 orang terdampak angin topan dengan kecepatan 170 km per jam di Beira, daerah tempat paling banyak WNI di negara itu.
Presiden Filipe Nyusi mengatakan 1.000 orang dapat menjadi korban Siklon Idai yang melanda kota pelabuhan Beira pada Kamis (14/03) dengan angin berkekuatan sampai 170 kilometer per jam.
Pemerintah Mozambique juga mengatakan 100.000 orang perlu segera dievakuasi dari dekat Beira, ibu kota Provinsi Sofala.
Dari sekitar 200 WNI di Mozambique, sekitar setengah di antaranya berada di Beira, menurut Ivan Rismi Polontalo, kepala fungsi protokol, konsuler dan ekonomi, KBRI di Moputo.
Sebagian besar dari mereka adalah anak buah kapal yang bekerja sebagai nelayan dan sejumlah lain adalah rohaniwan, kata Ivan.
“Mereka bekerja sebagai nelayan di perusahaan Spanyol, dan sebagian besar mereka melaut saat itu (saat siklon melanda),” tambah Ivan kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin.
Sekitar 10 warga negara Indonesia lain, termasuk nelayan yang tidak melaut, berada di Beira saat siklon melanda namun mereka semua sudah dapat dikontak.
“Yang kita syukuri, semua WNI dalam keadaan sehat dalam kondisi aman, tak mengalami masalah atau kendala. Di Beira, komunikasi hampir 100% putus. Listrik padam, namun kita beberapa kali sempat berkomunikasi dengan WNI.”
“Yang mengalami mati listrik adalah para rohaniawan karena mereka di darat, ada beberapa WNI yang kebetulan belum melaut dan bekerja di bengkel kapal, di kantor perusahaannya mati listrik dan mereka memperbaikinya…sekitar 10 orang, mereka terdampak, tetapi baik-baik saja kondisinya,” kata Ivan lagi.
Ivan mengatakan saat dikontak, WNI di Beira bercerita tentang apa yang mereka alami, “hujan, angin kencang, dan banjir yang memakan korban.”
Foto udara di provinsi yang dilanda angin topan menunjukkan kawasan seluas 50 kilometer terendam air, menurut organisasi Save The Children.
Banjir ini disebabkan karena meluapnya Sungai Buzi, kata organisasi ini.
Kota Buzi, dengan sekitar 2500 anak-anak, kemungkinan akan tergenang air dalam waktu 24 jam ini, kata Save The Children.
Pesawat kargo yang mengangkut pasokan darurat direncanakan tiba Selasa (19/03) di Mozambique, kata Sacha Myers dari Save The Children kepada BBC.
Bencana paling parah akibat cuaca
Badan Penanggulangan Bencana Mozambique mengatakan mereka menampung 3.800 keluarga di provinsi Sofala.
Di Zimbabwe, pemerintah setempat mengatakan 98 orang meninggal dan lebih dari 200 hilang sejauh ini.
Presiden Emmerson Mnangagwa mengatakan pemerintah melakukan operasi penyelamatan dan menyalurkan bantuan pangan.
Banjir dengan tinggi air sampai enam meter melanda wilayah cukup luas di Mozambique, menurut ketua badan pangan untuk kawasan, WFP, Lola Castro.
“Bencana ini adalah salah satu bencana terkait cuaca yang terparah yang melanda belahan bumi selatan ini, bila laporan dari presiden (Mozambique) dan badan-badan lain dapat dipastikan, menyankut jumlah korban,” kata Clare Nullis dari badan cuaca PBB kepada BBC.
Paling tidak 1,7 juta orang tinggal di wilayah yang dilanda siklon di Mozambique dan 920.000 lainnya terdampak di Malawi, kata PBB.
Di Zimbabwe, paling tidak 20.000 rumah rusak di kota Chipinge, dan 600 lainnya hancur total.
Para pejabat setempat mengatakan mereka menyalurkan beras dan gandum dari cadangan pangan nasional kepada mereka yang terpaksa mengungsi.