“Terlalu dini” untuk memprediksi kapan wabah virus baru corona akan berakhir meskipun terjadi perlambatan jumlah kasus baru di China, sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Wabah ini masih bisa melaju ke arah manapun,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus.
Sebelumnya, China melaporkan jumlah kasus virus baru corona harian terendah selama dua pekan terakhir, yaitu 2.015 kasus.
Virus tersebut telah menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menginfeksi sekitar 44.600 orang.
Jumlah harian kasus virus baru corona di China dilaporkan mencapai puncaknya pada pekan lalu ketika menyentuh hampir 4.000 kasus.
Pada Selasa (11/02), ahli epidemiologi China, Zhong Nanshan, mengatakan epidemi di China semestinya memuncak pada bulan ini kemudian menurun.
WHO telah mampu melacak sumber penyebaran hampir semua dari 441 kasus virus baru corona di luar China, kata kepala kedaruratan WHO, Michael Ryan. Menurutnya, hanya delapan kasus yang belum bisa dilacak.
Dia mengatakan jumlah kasus baru di China tampak stabil dan penurunan laju penyebaran kasus di luar Provinsi Jubei—tempat virus pertama kali muncul—meyakinkan.
“Sebagian besar itu karena operasi kesehatan masyarakat secara besar-besaran di China,” kata Ryan.
Namun, dia cepat menambahkan: “Saya pikir terlalu dini untuk mencoba memprediksi awal, pertengahan, atau akhir dari epidemi saat ini.”
Sebanyak empat calon vaksi telah mendapat pendanaan untuk tahaop pengembangan pra-klinis, papar Kepala Peneliti WHO, Soumya Swaminathan.
“Saya pikir kami akan menemukan sebuah vaksin. Perlu waktu. Sebuah vaksin tidak bisa diciptakan dalam waktu semalam.”
Dirjen WHO, Tedros Ghebreyesus, mengapresiasi Kamboja yang menerima Westerdam, kapal pesiar AS yang sebelumnya ditolak berlabuh di Jepang, Thailand, dan Taiwan meski tidak punya penumpang sakit di dalam kapal.
Sikap Kamboja “merupakan contoh solidaritas internasional yang senantiasa kami serukan,” katanya.