Sebut Korsel ‘Anjing Kampung’, Korut Beberkan Alasannya Meledakkan Kantor Penghubung

0
591

Korea Utara akhirnya menjelaskan kenapa ia meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan pada Selasa (16/06) yang terletak di sebuah kota perbatasan.

Lewat sebuah artikel yang dimuat di media pemerintah, Korut menuding Korsel melanggar persetujuan yang dicapai keduanya pada 2018 dan menyebut Korsel sebagai “anjing kampung.”

Sementara itu, adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong menyebut presiden Korsel Moon Jae-in “menggantungkan lehernya di lubang tali yang dibuat oleh pendukung kegagalan Amerika Serikat.”

Meskipun Korsel mengatakan masih bersedia berunding, Korsel telah mengecam peledakan itu sebagai aksi Korut yang tidak masuk akal dan merusak.

Korut juga kembali mengancam untuk menempatkan tentaranya di zona demilitarisasi perbatasan. Ia memperingatkan “kehancuran total” yang akan dihadapi kedua negara.

Ketegangan antara Korut dan Korsel meningkat drastis dalam beberapa minggu terakhir, yang sebagian disebabkan oleh penyeberang asal Korut di Korsel yang mengirimkan propaganda lewat perbatasan.

Apa yang Korea Utara katakan?

Media pemerintah Korea Utara menuding Korea Selatan “dengan sistemis melanggar dan menghancurkan” kesepakatan yang dicapai pada 2018, termasuk Deklarasi Panmunjom.

Artikel itu menyandingkan Menteri Pertahanan Korsel dengan “anjing kampung galak” yang “menyombong dan menggertak, menakuti rekan dialognya dan memicu atmosfer yang konfrontasional.”

Artikel ditutup dengan sebuah peringatan bahwa ledakan kantor pada Selasa (16/06) bisa saja “awal dari kehancuran total terhadap hubungan Korut-Korsel.”

Sementara itu, militer Korea Utara mengatakan akan mengerahkan tentara ke dua lokasi yang menjadi simbol kerjasama Korut-Korsel di masa lalu: komplek industri Kaesong yang kini tutup dan zona turis Gunung Kumgang di pesisir timur.

“Alasan kenapa kesepakatan utara-selatan yang isinya sangat bagus…tidak diterapkan sama sekali adalah karena Menteri Pertahanan Korsel menggantungkan lehernya di lubang tali yang dibuat oleh pendukung kegagalan Amerika Serikat.

“Bahkan sebelum tinta kesepakatan utara-selatan kering, ia menerima ‘kelompok kerja Korea Selatan-AS’ di bawah paksaan tuannya.”

Bagaimana respon Korsel?

Kantor Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan pada Rabu (17/06) bahwa aksi Korut tersebut tidak masuk akal. Ia juga memperingatkan bahwa Seoul tidak akan lagi menerima perilaku Korea Utara yang tidak berdasar.

Meski kantor penghubungnya diledakkan, Korsel mengatakan masih berharap kesepakatan yang dicapai pada 2018 di Pyongyang bisa dihormati.

“Sikap mendasar kami adalah kesepakatan militer 19 September harus dipatuhi dengan benar untuk menegakkan perdamaian di Semenanjung Korea dan mencegah bentrok yang tidak disengaja,” kata menteri pertahanan Korsel.

Walaupun demikian, ia memperingatkan bahwa setiap aksi militer oleh Korut akan dimonitor dari dekat, dan ia akan “merespon kuat” setiap provokasi militer.

Korsel juga menawarkan mengirim delegasi khusus untuk mendinginkan tegangan kali ini, namun Korut dengan segera menolak ide tersebut.

Apa penyebab ketegangan kali ini?

Korut meledakkan sebuah kantor penghubung Korsel-Korut yang terletak di perbatasan, tapi masuk wilayahnya, pada Selasa (16/06)

Kantor tersebut dibuka pada 2018 –tahun yang penuh dengan diplomasi intems– untuk membantu komunikasi kedua belah pihak.

Awal bulan ini, Korut marah soal propaganda lintas batas dan memutuskan semua komunikasi dengan Korsel.

Pyongyang lalu meningkatkan ketegangan antara dua Korea dengan mengancam akan menempatkan kembali tentara di area zona perbatasan yang telah ditinggalkannya sejak kesepakatan denuklirisasi tercapai pada 2018.

Peledakkan kantor penghubung tersebut –yang kosong– adalah aksi paling simbolik yang pernah dibuat Korut.

Mengapa ini terjadi?

Penjelasan resmi Korut adalah karena Pyongyang marah adanya propaganda dari Korsel yang melintasi perbatasannya. Namun propaganda ini bukanlah hal baru.

Kelompok aktivis di Korsel sering mengirim balon melintasi perbatasan dengan membawa benda-benda seperti selebaran yang mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Pyongyang.

Analis mengatakan Korea Utara mungkin dengan sengaja mencoba memperkeruh situasi untuk mendapatkan posisi yang lebih baik jika perundingan diplomasi antara kedua negara dilanjutkan,

Ini adalah pesan yang ditujukan untuk Seoul dan Washington DC, kata Jeongmin Kim, Koresponden media Korut NK News di Seoul, kepada BBC.

Peledakkan kantor penghubung itu “tidak ada hubungannya dengan relasi AS-Korea Utara,” kata Jeongmin.

Namun “peledakan itu bisa dijadikan pesan bahwa Korut siap untuk tidak melakukan gestur niat baik yang dipublikasikan dengan luas, seperti yang dilakukannya di masa lalu–jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.”