Para peneliti Universitas Hawaii menemukan segerombolan belut di pegunungan bawah laut dalam antara Hawaii dan Meksiko. Itu adalah kelompok ikan terbesar yang pernah tercatat di perairan dalam seperti itu.
Temuan para peneliti mempublikasikan temuannya dalam jurnal Deep-Sea Research. Mereka mengaku mengamati lebih dari 100 belut synaphobranchid di dekat paket umpan yang dijatuhkan pada puncak tepi laut abyssal Clarion-Clipperton Zone (CCZ).
Melansir Centre Daily, abyssal gunung bawah laut adalah pegunungan bawah laut dalam yang puncaknya 9.800 kaki di bawah permukaan laut dan merupakan beberapa habitat yang paling tidak dijelajahi di planet ini.
Pada puncak salah satu gunung bawah laut ini, para peneliti berhasil mengabadikan video segerombolan belut synaphobranchid. Jumlahnya mencapai 115 ekor. Jumlah belut yang dicatat para peneliti hampir dua kali lipat dari rekor sebelumnya.
“Pengamatan kami benar-benar mengejutkan kami. Kami belum pernah melihat laporan tentang jumlah ikan yang begitu tinggi di laut dalam,” kata Astrid Leitner, penulis utama studi.
Dalam rilis resmi Universitas Hawaii, CCZ adalah wilayah besar yang membentang hampir dari Hawaii ke Meksiko, yang sedang dijelajahi untuk penambangan nodul laut dalam yang mengandung logam seperti tembaga, kobalt, seng, dan mangan.
Selama ekspedisi, tim peneliti menjelajahi tiga tepi pegunungan itu dan dataran sekitarnya sebagai bagian dari upaya untuk membangun dasar ekologis sebelum kegiatan ekstraksi.
Pada puncak salah satu dari tiga tepi yang sebelumnya belum dipetakan dan benar-benar belum dijelajahi, tim menemukan 115 belut synaphobranchid ketika diberi umpan kecil yang berisi sekitar dua pon (1 kg) makarel.
Beberapa belut terperangkap dalam perangkap umpan dan diidentifikasi dari spesies Ilyophis arx, spesies yang kurang dikenal karena hanya ada 10 spesimen dalam koleksi ikan di seluruh dunia.
Belut itu diamati di bagian atas semua tepi laut, tetapi tidak di dataran abyssal di sekitarnya.
“Temuan kami menyoroti berapa banyak yang masih tersisa untuk ditemukan di laut dalam,” ujar Leitner.
Sumber : CNN [dot] COM