Wahana antariksa Chang’e-5 milik China telah kembali ke Bumi membawa bebatuan dan “tanah” yang diambil dari Bulan.
Sebuah kapsul yang membawa materi itu mendarat di Mongolia pada Kamis (07/12) dini hari, waktu setempat.
Ini untuk pertama kalinya setelah lebih dari 40 tahun lalu wahana antariksa Apollo milik Amerika Serikat dan Luna milik Uni Soviet membawa sampel bulan ke Bumi.
Spesimen baru ini diharapkan menyediakan pengetahuan baru akan geologi dan sejarah awal satelit Bumi itu.
Bagi China, misi luar angkasa Chang’e-5 yang sukses dipandang sebagai demonstrasi lain akan kemampuan negara itu di luar angkasa yang terus meningkat.
Petugas dengan cekatan memindahkan kapsul yang telah mendarat.
Kapsul itu pertama kali ditemukan oleh helikopter menggunakan kamera infra merah.
Staf pendukung yang menindaklanjuti dengan mengendarai SUV kemudian menancapkan bendera Cina di padang rumput yang tertutup salju di sebelah modul.
Roket Chang’e-5 diluncurkan pada November lalu.
Sebuah wahana yang terdiri dari beberapa elemen dikirim ke orbit di sekitar Bulan.
Elemen-elemen ini kemudian dipisahkan, dengan sebagian dari elemen itu turun ke permukaan bulan.
Sistem pendaratan menggunakan sekop dan bor untuk menggali sampel. Tidak jelas seberapa banyak, tapi mungkin dalam kisaran 2 dan 4kg.
Sebuah kendaraan kemudian membawa material tersebut kembali ke orbit bulan di mana mereka dipindahkan ke modul yang akan membawa mereka kembali Bumi.
Modul ini digiring pulang oleh elemen keempat dan dilepaskan tepat sebelum melewati atmosfer bumi.
Ketika kembali dari Bulan, modul Chang’e-5 bergerak lebih cepat daripada, katakanlah, kapsul yang kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Para insinyur telah memilih untuk menghilangkan sebagian dari energi ekstra ini dengan melakukan “lompatan” awal di atmosfer.
Modul itu dengan cepat masuk ke dalam gas yang menyelimuti planet kita, sebelum kemudian terjun lebih dalam untuk mencoba mencapai permukaan bumi.
Kapsul Chang’e-5 ditargetkan untuk mengapung dengan parasut ke Spanduk Siziwang di Mongolia. Ini adalah lokasi yang sama yang digunakan untuk membawa pulang astronot China.
Sekali lagi, kamera infra merah siap untuk mengikuti aksi dengan mendeteksi panas modul.
Secara keseluruhan, sebanyak hampir 400kg material di permukaan Bulan dikumpulkan oleh astronot Apollo dari AS dan robot Luna milik Uni Soviet.
Namun seluruh sampel itu sangat tua – lebih dari tiga miliar tahun. Materi bebatuan yang dibawa Chang’e-5 diharapkan sedikit berbeda.
Misi luar angkasa China ini menyasar sebuah kawasan gunung berapi di Bulan bernama Mons Rümker di barat laut sisi Bulan.
Sampel dari area ini kemungkinan berusia antara 1,2 hingga 1,3 miliar tahun dan dari sampel itu diharapkan memberikan informasi tambahan tentang bagaimana Bulan terbentuk.
Sampel tersebut juga akan memungkinkan para ilmuwan mengkalibrasi “kronometer” yang mereka gunakan di permukaan di planet Tata Surya bagian dalam secara lebih akurat.
Ini dilakukan dengan menghitung kawah (semakin banyak kawah, semakin tua permukaannya), tetapi itu tergantung pada penanggalan pasti di sejumlah lokas, dan sampel yang dimiliki AS dan Soviet adalah kuncinya.
Chang’e-5 akan menawarkan titik data lebih lanjut.
Bulan sekali lagi menjadi benda luar angkasa yang populer.
AS berencana mengembalikan astronot ke permukaan pada pertengahan dekade ini. Sederet pesawat robotik akan mendarat di depan penjelajah manusia tersebut untuk melakukan pemantauan.
Beberapa dari wahana ini akan berasal dari badan antariksa negara; beberapa lainnya akan dikirim oleh perusahaan komersial – termasuk dari Inggris.
Tony Azzarelli, direktur dan salah satu pendiri badan industri antariksa Inggris, Access Space Alliance, mengatakan saat-saat menarik menanti di depan, dan menyoroti upaya perusahaan start-up Spacebit yang akan mendaratkan penjelajah di permukaan bulan tahun depan.
“Ini akan menjadi pertama kalinya robot berkaki berjalan di dunia langit lain. Tentu saja, semua misi bulan ini hanyalah awal dari kembalinya manusia ke Bulan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” katanya kepada BBC News.