Dua orang penyelam muda Yordania meluncurkan sebuah inisiatif untuk membersihkan Laut Merah dan melestarikan kehidupan bawah laut. Kampanye mereka menarik perhatian penyelam dari berbagai penjuru dunia untuk menjadi sukarelawan dalam upaya membersihkan Laut Merah.
Dua orang penyelam muda Yordania telah meluncurkan sebuah inisiatif untuk membersihkan Laut Merah dari sampah dan untuk menyelamatkan kehidupan bawah laut.
Seif al-Madanat dan Bisan al-Sharif bertemu dalam sebuah penyelaman di Laut Merah pada awal pandemi virus corona. Keduanya melihat sampah dalam jumlah besar di bawah permukaan laut.
Untuk mengubah kecintaan mereka menjadi suatu tujuan, Al-Madanat dan Al-Sharif memutuskan untuk meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut “ProjectSea”. Organisasi nirlaba itu ditujukan untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi kehidupan bawah laut, yaitu polusi.
Agar inisiatif tersebut tetap berjalan, “ProjectSea” telah berkolaborasi dengan perusahaan Yordania setempat, Herb & Design, untuk membuat lilin edisi terbatas.
Lilin itu dinamakan Sea Mist 601. Keuntungan dari penjualan lilin tersebut digunakan untuk mendanai kampanye pembersihan laut yang dipimpin ProjectSea.
Al-Madanat dan Al-Sharif mulai mengorganisir kampanye untuk menarik perhatian penyelam sukarelawan untuk mengumpulkan sampah saat mereka menyelam.
Penyelaman pembersihan itu dilakukan pertama kali pada bulan Juni tahun lalu dan seluruhnya didanai dari keuntungan penjualan lilin.
Seif Al-Madanat mengatakan, “Hingga kini, kami telah mengumpulkan lebih dari 16.000 potongan plastik dan dua ton sampah lainnya. Kebanyakan dari sampah tersebut dibawa ke bengkel untuk didaur ulang di Yordania atau diekspor ke luar Yordania untuk didaur ulang. Kami juga bekerja sama dengan beberapa seniman lingkungan untuk membuat ulang atau menggunakan sampah ini sebagai bagian dari seni.”
Al-Madanat mengatakan, hampir 100.000 mamalia laut mati setiap tahun karena limbah manusia. Pada saat yang sama, sekitar 100 juta ikan mati di seluruh dunia karena adanya mikroplastik dalam usus mereka.
Para sukarelawan dari 30 negara lebih telah berpartisipasi dalam kampanye pembersihan di 28 lokasi di Aqaba. Penyelam dari Jerman, China, Swedia, Austria, Armenia, Inggris dan AS telah ikut bergabung dalam inisiatif tersebut.
Namun aksi pembersihan yang dilakukan baru-baru ini sangat khusus, yaitu dilakukan hanya penyelam perempuan.
Dua puluh perempuan penyelam dari komunitas penyelam perempuan terbesar di dunia, “Girls That Scuba”, berpartisipasi dalam inisiatif tersebut untuk ketiga kalinya untuk membersihkan kawasan penyelaman di Aqaba.
Untuk melibatkan komunitas, ProjectSea telah meluncurkan dua produk lokal yaitu sebuah tas kantong dari kain yang didaur ulang dan dijahit oleh para perempuan Palestina di Kamp Pengungsi Al-Husein.
Sebagai bagian dari kampanye penyuluhan jangka panjangnya, ProjectSea juga bekerja sama dengan sejumlah penerbit dan ilustrator untuk merancang buku anak-anak yang berfokus pada tantangan yang dihadapi satwa laut.