Kementerian Kominfo mengharuskan penyelenggara sistem elektronik (PSE) untuk mendaftar. Namun hingga pagi ini, nama Google belum masuk dalam daftar.
Kominfo menyatakan akan ada sanksi bagi yang tidak mendaftar termasuk pemblokiran. Namun bagaimana jika Google sampai diblokir, adakah penggantinya?
Google memang jadi raksasa mesin pencari dunia. Namun beberapa negara diketahui juga membuat mesin pencari sendiri, termasuk di Indonesia.
Beberapa tahun lalu, sempat ada mesin pencarian bernama Geevv.com yang dibuat oleh seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Azka Silmi yang juga mengajak rekannya. Pada Agustus 2016 gagasan membuat mesin pencarian itu hadir dan pada 26 September Geevv resmi beroperasi.
Geevv punya cara kerja yang tidak jauh berbeda dari Google. Namun mesin pencarian itu bisa menghasilkan kegiatan donasi di sela-sela kehidupan masyarakat, yakni keuntungan dapat disalurkan pada sejumlah program seperti kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan.
CNN Indonesia menuliskan tiap pencarian yang dilakukan maka bisa menghasilkan Rp 10 pada saldo donasi mereka. Angka itu akan berlipat seiring jumlah pencarian yang dibuat.
Uang donasi dapat terlihat langsung di pojok kanan atas situs pencarian, dikutip Rabu (20/7/2022). Uang tersebut berasal dari pendapatan iklan yang masuk. Setelah diambil 20% untuk perusahaan, sisanya bagi donasi.
“Cara penghitungannya adalah jumlah rata-rata iklan yang muncul dibagi banyaknya hasil pencarian,” terang Azka.