Viral di media sosial, sebelum gempa dahsyat di Turki terjadi, hewan-hewan berperilaku aneh. Konon, hewan sudah memberikan pertanda akan terjadi bencana.

Secara sains, memang ada alasan ilmiah hewan dapat mendeteksi bencana alam, bahkan ada penelitian yang mendukungnya. Gagasan ini juga telah lama menjadi teori yang dipercaya sejak zaman kuno. Banyak pula contoh untuk kasus ini di berbagai bencana alam yang terjadi sepanjang sejarah manusia.

Dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/2/2023) berikut adalah 10 hewan yang disebut punya indra keenam dan bisa mendeteksi bencana alam yang akan terjadi.

Burung

Sebelum terjadi gempa di Turki dan Suriah, banyak yang melaporkan burung-burung terbang tak menentu di atas gedung-gedung yang tertutup salju. Nyatanya, burung memang salah satu hewan yang sensitif terhadap tanda-tanda alam.

Sebuah penelitian menunjukkan, akan terjadi penurunan aktivitas yang dilakukan oleh burung sejak tiga minggu sebelum gempa terjadi.

Bahkan, aktivitas sangat minim terlihat beberapa hari sebelum kejadian. Ilmuwan menyebut burung yang terbang beramai-ramai dan kacau, menjadi salah satu penanda kemungkinan akan terjadi bencana alam besar.

Anjing

Anjing kerap dipilih sebagai peliharaan karena pintar dan memiliki indra penciuman yang sangat sensitif. Hal ini juga yang membantu anjing untuk mendeteksi suatu bahaya yang dapat terjadi disebabkan alam.

Saat anjing merasa akan datang hal berbahaya, tubuhnya terlihat gemetar dan ia takut melakukan apa pun. Dalam kasus gempa Turki dan Suriah, banyak yang melaporkan anjing berperilaku aneh dan terus melolong sebelum gempa terjadi.

Katak

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health, katak diduga menjadi salah satu hewan pendeteksi gempa.

Katak memang sangat sensitif pada perubahan kimia dalam air tanah sehingga bisa mendeteksi kedatangan gempa. Dari perubahan reaksi kimia di air tanah, katak akan menjauh dari pusat gempa untuk menyelamatkan diri.

Sapi

Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang, sapi juga salah satu hewan yang bisa mendeteksi terjadinya bencana alam. Tingkat sensitivitas yang tinggi membuat sapi mampu mendeteksi gempa dari jauh hari.

Gajah

Saat gajah secara tiba-tiba memberontak dan tidak bisa tenang, bisa jadi hewan ini mendeteksi akan terjadinya bencana alam. Hewan berbadan besar ini tingkat kepekaannya tinggi karena memiliki pendengaran yang tajam.

Tiga perempat bahasa gajah bersifat infrasonik, yang berarti tidak dapat dipahami oleh manusia. Untuk diketahui, gajah terkadang menangis saat bencana alam akan terjadi.

Semut

Semut merah dapat mendeteksi perubahan medan elektromagnetik di Bumi dan merasakan emisi karbondioksida sebelum bencana datang. Biasanya, gerombolan semut akan membubarkan diri dari sarang dan mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Di Indonesia, orang-orang suku Jawa masih percaya bahwa semut bisa menjadi tanda akan datangnya banjir.

Lebah

Lebah tidak pernah tampak beterbangan saat sebelum hujan turun, karena hewan ini dapat merasakan kelembapan di atmosfer yang mengharuskannya berlindung di sarang.

Kemampuannya ini juga membuatnya bisa merasakan perubahan tekanan udara yang dapat mendeteksi sesuatu yang akan terjadi di alam. Maka dari itu, lebah termasuk hewan yang dapat deteksi bencana alam.

Singa

Beberapa saat sebelum terjadinya gempa di China, hewan seperti singa dan macan di kebun binatang terlihat sangat gelisah, mereka berjalan kesana-kemari. Pada saat itu, hampir 20 ekor singa dan macan menunjukkan perilaku yang tidak wajar menjelang terjadinya bencana alam.

Bangau

Sebelum terjadinya bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Nias, ada sebuah tanda-tanda alam yang tak biasa. Bangau yang biasanya hidup dengan normal di kawasan sekitar pantai tiba-tiba saja berbondong-bondong terbang menjauh dari area pantai.

Gejala ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini menjadi contoh yang dipercaya bahwa bangau adalah salah satu hewan pendeteksi bencana alam.

Oarfish

Masyarakat Jepang percaya, kemunculan ikan langka bernama oarfish secara tiba-tiba, adalah pertanda akan datangnya gempa dan tsunami.

Mitos tentang oarfish telah berkembang luas sejak lama, dan sempat dikaitkan dengan gempa dan tsunami dahsyat yang menerjang Fukushima pada 2011 yang telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang.

Laporan Kyodo News menyebutkan, puluhan ekor oarfish terdampar di pantai-pantai Jepang dalam jangka waktu setahun sebelum bencana alam itu terjadi.