NASA baru-baru ini menggelar pertemuan publik pertama yang membahas UFO. Secara resmi, lembaga antariksa AS itu menyebutnya sebagai Unidentified Aerial Phenomena (UAP).
Melansir Al-Jazeera, NASA menyiarkan sidang selama 4 jam pada Rabu (31/5) dan menampilkan panel ahli independen yang memberikan penjelasan secara transparan.
Rapat terbuka tersebut terdiri dari 16 ilmuwan dan para pakar lain yang dipilih NASA, termasuk pensiunan astronaut AS Scott Kelly yang menghabiskan waktu hampir satu tahun di luar angkasa.
NASA mengatakan, fokus dari sesi publik tersebut adalah mengadakan musyawarah akhir sebelum mereka resmi menerbitkan laporan musim panas yang akan dirilis pada akhir Juli mendatang.
Ketua panel diskusi, David Spergel, menegaskan bahwa peran timnya bukan untuk menyelesaikan sifat dari peristiwa ini, melainkan untuk memberi NASA peta jalan untuk memandu analisis di masa depan.
“Jika saya meringkas dalam satu baris apa yang saya rasa telah dipelajari, kami membutuhkan data berkualitas tinggi. Data dan laporan saksi mata saat ini belum cukup untuk memberikan bukti konklusif tentang sifat dan asal mula setiap peristiwa UAP,” ujar Spergel dikutip Al Jazeera, Rabu (7/6/2023).
“Upaya pengumpulan data tentang UAP saat ini tidak sistematis dan terfragmentasi di berbagai lembaga. Seringkali, ini menggunakan instrumen yang tidak terkalibrasi untuk pengumpulan data ilmiah,” imbuhnya.
Sebelumnya, NASA mengumpulkan 16 ahli dan ilmuwan untuk menerbitkan laporan pertamanya tentang fenomena anomali yang tidak dikenal atau benda terbang yang tidak dikenal (UFO) pada pertengahan musim panas.
“Fenomena UFO benar-benar menarik perhatian publik, komunitas ilmiah, dan pemerintah AS. NASA percaya bahwa itu adalah tanggung jawab kami untuk menyelidiki ini dengan pengawasan ilmiah,” kata asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian, Direktorat Misi Sains NASA, Dan Evans, menurut laporan CNN.
NASA melakukan penyelidikan UFO secara terpisah dengan Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Objek penyelidikan adalah penampakan benda terbang asing yang terdeteksi beberapa tahun terakhir oleh pilot militer kemudian dianalisis oleh pejabat pertahanan dan intelijen AS.
Upaya penyelidikan paralel NASA dan Pentagon ini dilakukan akibat sorotan masyarakat atas kinerja pemerintah AS yang menghabiskan puluhan tahun untuk membelokkan, menyanggah, bahkan mendiskreditkan penampakan UFO sejak 1940-an.
“Tidak ada bukti UAP berasal dari luar angkasa,” ujar NASA saat mengumumkan pembentukan panel pada Juni 2022.
Namun, dalam pengumuman terbarunya, NASA kembali membuat pengertian baru yang mendefinisikan UAP sebagai pengamatan peristiwa di langit yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pesawat terbang atau fenomena alam diketahui dari perspektif ilmiah.
Sebagai informasi, UAP adalah peristiwa langit yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pesawat atau fenomena alam yang diketahui dari perspektif ilmiah. Sebelumnya, UAP disebut sebagai UFO.
NASA mencatat, terbatasnya jumlah pengamatan UAP telah mempersulit pihaknya untuk menarik kesimpulan ilmiah tentang peristiwa semacam itu.
Tujuan NASA mengumpulkan 16 ilmuwan dan pakar dari astrobiologi, ilmu data, oseanografi, genetika, kebijakan, dan ilmu planet serta mantan astronot AS, Scott Kelly, bukanlah untuk menentukan sifat UAP, melankan untuk menguraikan bagaimana mengevaluasi dan mempelajari fenomena anomali tidak dikenal dengan data dan teknologi.
Spergel mengatakan, sejumlah peristiwa UAP memiliki data yang terbatas dan berkualitas buruk. Tantangan terbesar yang dihadapi tim panel adalah kelangkaan metode yang dapat diandalkan secara ilmiah untuk mendokumentasikan UFO.
Fenomena tersebut umumnya terdeteksi atau direkam hanya menggunakan kamera, sensor, atau peralatan lain yang tidak dirancang khusus atau dikalibrasi untuk secara akurat mengamati dan mengukur keanehannya.