Selain Pfizer-AZ, Efektivitas Moderna Pun Dilaporkan Turun

0
736

Penelitian dari pengembang vaksin Covid-19 Moderna dan pejabat kesehatan masyarakat menyebut bahwa efektivitas perlindungan yang diberikan dari vaksin Moderna turun.

Studi ini membandingkan kemampuan perlindungan Moderna pada orang yang divaksin delapan bulan dengan mereka yang sudah divaksin setahun lalu. Hasilnya, mereka yang divaksin 8 bulan, 36 persen lebih terlindung infeksi virus corona SARS-CoV-2 dari mereka yang sudah divaksin setahun (13 bulan).

Sementara angka efektivitas kekebalan tertinggi, didapat ketika pengguna telah mendapat dua dosis vaksin. Namun nilai efektivitas ini menurun beberapa waktu setelah penyuntikan dilakukan.

Sebelumnya, serupa dengan Moderna, nilai efektivitas vaksin AstraZeneca dan Pfizer pun dilaporkan turun dari waktu ke waktu.

Hal ini berdasarkan data terbaru uji klinis fase 3 yang sedang berlangsung melibatkan lebih dari 14 ribu orang, yang secara acak dipilih untuk menerima dua dosis vaksin Moderna atau dua dosis plasebo dari Juli hingga Oktober 2020.

Dikutip situs resmi Moderna, lebih dari 11 ribu orang awalnya dipilih untuk menerima dosis plasebo dari Desember 2020 hingga Maret 2021, dan setelah EUA diberikan, relawan itu memilih untuk menerima dua dosis vaksin.

Pada kelompok terakhir yang mendapatkan dua dosis Moderna sekitar delapan bulan lalu, hasilnya 88 orang dinyatakan positif Covid-19, padahal kelompok sebelumnya sebanyak 162 orang memiliki kekebalan terhadap virus corona.

Vaksin masih beri perlindungan
Meski efektivitas vaksin Moderna menurun, namun vaksin ini disebut masih efektif melawan Covid-19 dalam pengetesan di lapangan (bukan pengetesan lab). Vaksin juga disebut masih efektif dalam melawan varian Delta.

Butuh Booster
Imbas dari studi yang dilakukan sendiri oleh Moderna, perusahaan itu menggunakan studi ini untuk meminta persetujuan BPOM AS (FDA) agar bisa memberikan suntikan booster sebagai perlindungan tambahan dari virus SarS-CoV-2, menurut laporan Time.

Untuk mengajukan dosis tambahan ini, para ilmuwan Moderna menerbitkan hasil penelitian pada 15 September di jurnal Nature Medicine, yang membandingkan kemanjuran empat jenis pendekatan booster yang berbeda.

Dalam penelitian kecil terhadap 79 orang, beberapa di antaranya menerima dosis ketiga yang berasal dari vaksin yang disuntikkan pada dosis pertama dan kedua, beberapa menerima dosis vaksin yang lebih rendah, beberapa mendapatkan dosis vaksin yang dikembangkan secara khusus untuk varian Beta.

Data mengkonfirmasi bahwa sekitar enam bulan setelah orang divaksinasi penuh dengan dua dosis, tingkat antibodi yang dapat menetralkan virus corona turun sekitar enam hingga tujuh kali lipat.

Namun hasil penelitian mengatakan bahwa antibodi dari penyuntikkan Moderna disebut meningkat bahkan lebih dari 4 kali peningkatan dalam beberapa kasus pada bulan pertama, setelah dua dosis vaksin Moderna disuntikkan.

Peningkatan itu bereaksi menghasilkan ketahanan terhadap varian Beta, Gamma dan Delta. Meski demikian, Moderna disebut tengah mengembangkan vaksin yang dirancang khusus untuk melindungi terhadap varian Delta.

Sumber : CNN [dot] COM