Korea Utara melakukan uji coba rudal kedua dalam waktu seminggu, mengirim rudal balistik jarak menengah ke perairan di lepas pantai timurnya pada hari Minggu (21/05/2017), menurut pernyataan dari Korea Utara dan pemerintah lainnya.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal balistik strategis darat Pukguksong-2, kantor berita pemerintah KCNA melaporkan. Laporan tersebut dikeluarkan Senin waktu setempat dan tidak menyatakan kapan uji rudal tersebut dilakukan.
“Pemimpin Tertinggi mengeluarkan perintah untuk meluncurkan rudal di pos pengamatan,” KCNA melaporkan. “Bersama dengan para pejabat, dia menganalisis hasil peluncuran uji coba dan menyatakan kepuasannya atas mereka, dengan mengatakan bahwa itu sempurna.”
Kim mengatakan tes tersebut menunjukkan bahwa rudal tersebut siap untuk dipasang dan diproduksi massal, menurut KCNA.
Korea Selatan, yang pada hari minggu menyebut peluncuran tersebut “sembrono dan tidak bertanggung jawab,” Senin mengatakan bahwa peluncuran tersebut menunjukkan kemajuan dalam program rudal Utara.
“Otoritas intelijen Korea Selatan dan A.S. menilai bahwa Korea Utara, melalui peluncuran misilnya kemarin, telah mendapatkan data penting untuk meningkatkan kredibilitas teknologi rudalnya,” kata Roh Jae-cheon, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Pukguksong-2 adalah rudal versi darat karena rudal ini meniru rudal milik kapal selam Korea Utara. Pertama kali diuji pada bulan Februari, ia menggunakan bahan bakar roket padat.
Bahan bakar padat seperti jeli peledak, dan kurang korosif daripada bahan bakar cair, yang berarti mudah disimpan di tangki bahan bakar roket, tidak seperti alternatif cair, yang memerlukan tangki berjejer khusus.
Rudal bertenaga bahan bakar padat memerlukan infrastruktur yang jauh lebih sedikit, sehingga membuat mereka sulit untuk memantau pergerakan militer Korea Utara, karena ada sedikit indikator, seperti pergerakan truk, untuk satelit Korea Selatan atau AS dan pengawasan lainnya untuk terus berlanjut.
Korea Selatan mengatakan bahwa rudal itu terbang sejauh 500 kilometer dari daerah dekat Pukchang, di sebelah barat Korea Utara.
Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada mengatakan bahwa rudal tersebut meledak di laut sekitar 350 kilometer dari pantai timur Korea Utara. Dia mengatakan rudal tersebut tidak melaju lebih tinggi dari 1.000 kilometer (620 mil), menurut data awal.
Ketinggian adalah kunci untuk ujian seminggu sebelumnya, yang oleh para analis disebut Korea Utara paling sukses dalam usahanya untuk mengembangkan rudal balistik yang dapat membawa hulu ledak nuklir.
Uji 14 Mei mencapai ketinggian lebih dari 2.100 kilometer (1.300 mil), menurut Korea Utara. Analis mengatakan bahwa tes tersebut memberi Korea Utara informasi penting mengenai pengembangan untuk hulu ledak nuklir dan menunjukkan bahwa Pyongyang memiliki rudal yang mampu menyerang suatu wilayah.