Hewan-hewan dengan selera makan luar biasa

0
2327

Banyak hewan punya kebiasaan makan banyak. Namun beberapa spesies tertentu mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sungguh menakjubkan.

Kita semua pernah kelaparan, tapi pernahkah Anda begitu lapar sampai harus memakan empat ton seafood?

Paus biru, raksasa di lautan dan satwa terbesar yang hidup di bumi, tak terkalahkan dalam hal selera makan. Setiap hari, hewan ini menelan 40 juta udang kecil yang disebut ‘krill’ untuk menyokong badan besarnya.

Namun terdapat satwa lain dengan reputasi makan banyak, dan beberapa di antaranya mungkin akan mengejutkan Anda.

Seperti halnya paus biru, hewan darat raksasa punya selera makan yang cocok dengan perawakan mereka. Menurut pakar gajah Afrika, Norman Owen-Smith dari Universitas Witwaterstrand di Johannesburg, Afrika Selatan, gajah jantan dewasa makan sekitar 1% dari berat badan mereka dalam bentuk makanan kering setiap hari, sementara betina yang menyusui makan hingga 1,5% untuk bertahan hidup.

Berat gajah jantan bisa sampai enam ton, jadi porsi makanannya bisa mencapai 60kg makanan kering – tanpa menghitung kandungan air, yang membuatnya empat kali lipat lebih berat.

Panda makan hingga 12,5kg bambu dalam sehari.

Mega-mamalia ini semuanya herbivora, jadi mereka menghabiskan sebagian besar hari mereka merumput dedaunan hijau dalam jumlah yang cukup untuk ‘bahan bakar’ mereka. Mereka bisa makan sampai selama 18 jam sehari, tergantung makanan yang tersedia. Contohnya, panda raksasa yang menghabiskan 14 jam sehari untuk mengunyah bambu.

Para ilmuwan menduga bahwa pola makan ini tidak optimal bagi satwa tersebut, karena mereka sebenarnya punya sistem pencernaan omnivora yang kurang cocok untuk menguraikan banyak serat tanaman. Ini bisa menjelaskan kenapa panda makan hingga 12,5kg bambu dalam sehari demi mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan – dan kenapa mereka menghasilkan begitu banyak kotoran.

Umumnya, vegetarian harus menghabiskan waktu cukup banyak waktu di meja prasmanan alam untuk mengonsumsi cukup kalori, sementara karnivora dapat berfokus pada makanan cepat saji.

Kelelawar cokelat kecil disebut mampu melahap 1.000 nyamuk dalam satu jam. Namun para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin dengan angka ini.

Bock Fenton dari Universitas Western, Kanada, menyebut klaim itu “tidak masuk akal”, hasil kesimpangsiuran antara dua studi terhadap dua spesies kelelawar pada tahun 1950-an.

Fenton mengatakan bahwa sebuah studi memeriksa isi perut kelelawar tiga warna setelah satu periode makan, sedangkan studi yang lain merekam kelelawar cokelat kecil berburu nyamuk dan lalat buah di laboratorium. Keduanya tidak memberi gambaran akurat tentang seberapa banyak serangga yang dimakan kelelawar cokelat kecil di alam.

Kelelawar rumah Jepang merencanakan makanan mereka selanjutnya, bahkan sebelum mereka memakan mangsa yang baru mereka tangkap.

Lebih lanjut, kelelawar cokelat kecil tak cuma makan nyamuk. Mereka lebih suka mangsa yang lebih besar, seperti ngengat, kalau mereka dapat menangkapnya. Studi terhadap kelelawar di Kanada mengungkap bahwa nyamuk hanya mencakup sebagian kecil dalam pola makan mereka.

Jadi, mungkin terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa mereka dapat memakan satu nyamuk setiap 3,6 detik.

Meski demikian, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa kelelawar benar-benar mengoptimalkan strategi berburu mereka untuk memanfatkan mangsa yang ada sebaik mungkin.

Studi pada tahun 2016 mengungkap bahwa kelelawar rumah Jepang merencanakan makanan mereka selanjutnya bahkan sebelum mereka memakan mangsa yang baru mereka tangkap. Bukannya asal-asalan, kelelawar merencanakan rute penerbangan mereka tergantung pada makanan yang bisa mereka dapatkan selama perjalanan.

Ada mamalia kecil dan berwarna cokelat lainnya yang dikenal sebagai predator yang rakus: celurut.

Celurut biasa perlu makan setiap dua hingga tiga jam dan mengonsumsi makanan sebanyak 80%-90% dari berat badannya setiap hari untuk bertahan hidup. Dengan ukuran tubuh setengah dari sepupunya, celurut kerdil makan sebanyak 125% dari berat badannya setiap hari.

Burung kolibri umumnya mengonsumsi gula sebanyak 50% berat badannya setiap hari.

Mamalia-mamalia ini punya laju metabolisme yang sangat cepat, berarti mereka mencerna makanan dan menggunakan energi dengan cepat pula. Jadi, mereka perlu memakan invertebrata kaya-protein secara rutin atau mereka akan kelaparan.

Pembicaraan tentang metabolisme juga akan melibatkan burung kolibri.

Makhluk terbang yang mengagumkan ini menggunakan gula sebagai ‘bahan bakar’ untuk terbang melayang, yang butuh banyak energi. Dengan kemampuan untuk menggerakkan sayap mereka hingga 50 kali per detik, burung-burung ini punya laju metabolisme paling tinggi di antara hewan-hewan vertebrata.

Anda mungkin pernah mendengar bahwa burung kolibri umumnya mengonsumsi gula sebanyak 50% dari berat badannya setiap hari, menghisap nektar bunga setiap 15 menit sekali. Namun terdapat lebih dari 300 spesies burung kolibri.

“Jumlah nektar yang dikonsumsi dapat sedikit bervariasi pada beberapa spesies burung kolibri,” kata Adam Hadley, kepala kelompok riset burung kolibri di Universitas Negara Bagian Oregon. “Terutama karena mereka punya rentang ukuran tubuh yang sangat besar, mulai dari burung kolibri lebah dengan berat badan 2,5g sampai burung kolibri raksasa dengan berat badan 24g.”

Butuh cadangan energi yang besar sekali untuk bertransformasi dari larva kecil menjadi ngengat sutra dewasa.

Meskipun spesies dengan ukuran tubuh lebih besar mengonsumsi lebih banyak nektar secara keseluruhan, mereka membakar energi lebih lambat dibandingkan spesies yang kecil. Dengan kata lain, secara proporsional, spesies yang kecil lebih lapar.

Hadley mengatakan burung-burung itu juga menyimpan cadangan energi ketika mereka membutuhkannya. “Mereka sering kali menyimpan hingga 17% dari berat tubuh mereka setiap hari dalam bentuk cadangan lemak. Itu seperti rata-rata warga Amerika Utara menambah berat badan sebanyak 13kg dalam sehari.”

Spesies lain hanya menunjukkan nafsu makan luar biasa pada fase tertentu dalam kehidupan mereka. Contohnya, saat larva kecil menjadi ulat sutra dewasa.

Ulat Polyphemus dinamai berdasarkan monster cyclops dalam cerita karangan Homer, karena ia memiliki satu pola berbentuk mata di setiap sayapnya. Namun monster pemakan manusia dan ulat pemakan tanaman itu mungkin lebih mirip dalam hal nafsu makan besarnya.

Menurut Guinness Book of world Records, ulat ini mampu makan 86.000 kali lipat berat badannya dalam 56 hari. Namun Andrei Sourakov, koordinator koleksi di Museum Sejarah Alam Florida, menyangsikan angka tersebut. Itu seperti mengukur berapa banyak seseorang makan dalam seluruh masa kanak-kanaknya, lalu membandingkannya dengan berat badan mereka ketika baru lahir.

Untuk menandingi ulat, kita perlu makan 22-90kg selada setiap hari.

Sourakov mengatakan proyek terbaru di Universitas Florida menemukan bahwa ngengat bulan, spesies dengan ukuran yang sama, biasanya makan antara setengah dan dua-pertiga berat badan mereka setiap hari.

“Tetap saja, menurut saya itu mengagumkan,” kata Sourakov. “Untuk menandingi ulat, kita perlu makan 22-90kg selada setiap hari.”

Kandidat terakhir kita untuk hewan paling lapar di bumi sepertinya tidak mungkin menjadi bintang di buku cerita anak-anak populer. Meskipun kebiasaan makan mereka yang unik telah dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa manusia, mereka punya reputasi sebagai vampir.

Lintah obat

Lintah obat terkenal karena suka meminum darah, dan telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka dan mengencerkan darah selama berabad-abad. Namun, kebanyakan dari 700 spesies lintah di dunia sebenarnya predator invertebrata, seperti lintah merah raksasa pemakan-cacing di Kalimantan.

Pakar lintah Mark E. Siddall di Museum Sejarah Alam Amerika telah melihat lintah yang “besar secara tidak alami” dalam kurungan, tempat mereka punya akses yang mudah ke makanan dan tidak ada predator.

“Lintah terbesar yang pernah saya lihat ialah spesimen lintah Amazon raksasa Haementeria ghilianii dan lintah kerbau Asia Hirudinaria manillensis,” kata Siddall. “Tak diragukan lagi, kedua lintah ini masing-masing mengonsumsi paling banyak darah.”

Namun di alam, kesempatan menentukan selera makan. Lintah yang hidup di hutan yang terlalu kecil untuk berburu harus menunggu mangsanya datang. Karena penantian itu bisa jadi terlalu lama, tidak mengherankan ketika mereka makan dengan kalap ketika ada kesempatan, dan membengkak sampai tujuh kali berat badan mereka dengan satu santapan berdarah.

Sumber : bbc.com