‘Dua Raksasa’ Gagal Sepakat, Pertama Kalinya KTT APEC Ditutup Tanpa Deklarasi Akhir

0
878

Perbedaan tajam antara Amerika Serikat dan Cina terkait perdagangan menyebabkan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berakhir tanpa deklarasi akhir untuk pertama kalinya.

KTT berlangsung di Papua Nugini dan ditutup pada Minggu (18/11). Tuan rumah, Perdana Menteri Peter O’Neill menjelaskan bahwa “dua raksasa di ruang” gagal mencapai kesepakatan.

Dikatakannya pernyataan dari ketua konferensi APEC akan dirilis kemudian.

Amerika Serikat dan Cina terlibat dalam perang dagang yang sengit dan menyampaikan visi yang berbeda-beda dalam pertemuan puncak APEC.

Dalam acara itu, Amerika Serikat mengatakan akan bergandengan tangan dengan Australia dalam mengembangkan pangkalan laut di Papua Nugini, dalam upaya yang tampaknya diarahkan untuk meredam pengaruh Cina.

‘Lautan utang’

Menurut Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, pangkalan laut itu akan membantu “melindungi kedaulatan dan hak-hak maritim di kepulauan Pasifik”.

Pada Sabtu, Presiden Cina Xi Jinping menyerang kebijakan Amerika, yang mengutamakan kepentingan dalam negeri, dengan mengatakan bahwa negara-negara yang memberlakukan proteksionisme “akan mengalami malapetaka”.

Pence kemudian mengatakan bahwa negaranya siap “melipatgandakan atau bahkan lebih” tarif yang dikenakan terhadap barang-barang dari Cina.

Pada Minggu (18/11), Cina mengatakan tidak ada satu pun negara berkembang yang mengalami kesulitan utang karena bekerja sama dengan Beijing.

Pernyataan tegas Kementerian Luar Negeri Cina ini dikeluarkan setelah Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike, Pence, memperingatkan bahwa negara-negara dapat terjerumus ke dalam lautan utang jika mereka meminjam dari Cina.

Salah satu negara yang mengeluh terjerat utang dari Cina adalah Maladewa. Presiden baru Maladewa mengeluh betapa besar beban utang yang ditanggung negaranya akibat meminjam dari Cina.