‘Tangan kanan’ pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berada di Vietnam menjelang KTT dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump minggu depan.
Dalam kunjungannya ke ibu kota Hanoi, kepala staf de-facto Kim Chang-son, tampak meninjau sejumlah tempat yang kemungkinan digunakan untuk lokasi KTT.
Kim Jong-un dijadwalkan bertemu Trump pada tanggal 27-28 Februari untuk melakukan pertemuan kedua.
KTT pertama, di Singapura pada bulan Juni lalu, adalah untuk pertama kalinya pemimpin kedua negara bertemu.
Siapakah Kim Chang-son?
Pembantu dekat Kim Jong-un, Kim Chang-son, yang sebelumnya disebut media Korea Selatan sebagai “kepala pelayan” pemimpin Korea Utara, tiba di Vietnam pada akhir minggu.
Kim Chang-son saat ini menjadi kepala staf de-facto, tetapi telah sejak lama bekerja untuk keluarga Kim.
Menurut NK Leadership Watch, sebelumnya dia adalah direktur dan sekretaris Komisi Pertahanan Nasional. Dia juga merupakan kepala pembantu Kim Jong-un dan bertanggung jawab atas jadwal dan agendanya.
Apa yang dilakukan di Vietnam?
Kim Chang-son tampak meninjau kemungkinan tempat KTT di Hanoi, menurut kantor berita Reuters.
Dia tampak mengunjungi penginapan pemerintah dan hotel Metropole serta Melia di pusat kota.
Dia juga kemungkinan membicarakan masalah protokol dan keamanan dengan pejabat dari AS.
Daniel Walsh, wakil kepala staf bagian operasi dan asisten presiden AS, dan Alex Wong, wakil menteri luar negeri AS untuk Korea Utara berada di ibu kota Vietnam.
Apa yang dapat kita ketahui sejauh ini?
Ini adalah isyarat jelas bahwa KTT akan dilaksanakan sesuai rencana.
Selama KTT bulan Juni di Singapura tahun lalu, Kim Chang-son juga terlihat melihat-lihat berbagai hotel menjelang KTT.
Jadi tidaklah mengejutkan jika dia kembali dikirim untuk melakukan hal yang sama di Hanoi. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, sebentar lagi tempat pertemuan akan diumumkan.
Apa yang kita ketahui tentang KTT?
Tidak banyak.
Tidak jelas apa saja yang akan menjadi agenda pertemuan, meskipun sejumah pengamat mengisyaratkan akan dilakukan pembicaran pelucutan fasilitas nuklir Yongbyon di Korea Utara.
Pada KTT pertama kedua pemimpin sepakat untuk bekerja melakukan denuklirisasi, tetapi tidak terdapat rinciannya.
Kemungkinan besar kedua pemimpin tidak lagi bisa mengeluarkan kesepakatan dengan kata-kata tidak jelas untuk kedua kalinya. Para pengamat dan sejumlah pihak lain akan melihat apakah akan ada hasil nyata dari KTT kali ini.
Apa yang terjadi di Vietnam?
Ini adalah tempat yang ideal karena sejumlah alasan.
Vietnam memiliki hubungan diplomatik baik dengan AS maupun Korea Utara, meskipun pernah menjadi musuh AS. Vitenam dapat digunakan Amerika sebagai contoh bahwa dua negara dapat bekerja sama dan mengesampingkan masalah di masa lalu.
Secara ideologi, Vietnam dan Korea Utara adalah negara komunis, meskipun Vietnam dengan cepat berkembang dan menjadi salah satu ekonomi yang paling cepat pertumbuhannya di Asia.
Dari sisi logistik, Vietnam berada di dalam jangkauan penerbangan Korea Utara sehingga cukup memudahkan pergerakan pesawat jet pribadi Kim.
Vietnam sebelumnya juga sudah menjadi tuan rumah KTT. Kota pantai Da Nang menjadi tempat KTT APEC pada tahun 2017 yang dihadiri sejumlah pemimpin dunia. Tetapi saat ini adalah giliran Hanoi untuk menjadi tuan rumah.