Pilpres Ukraina: Pelawak Zelensky Menang Telak, Petahana Mengaku Kalah

0
807

Pelawak Ukraina, Volodymyr Zelensky, memenangi pemilihan presiden negara tersebut dengan memperoleh lebih dari 70% suara, sebagaimana diindikasikan oleh exit polls.

Hasil itu ditanggapi Zelensky dengan pidato di hadapan pendukungnya pada Minggu (21/04).

“Saya tidak akan pernah mengecewakan Anda,” serunya.

“Saya belum resmi menjadi presiden. Tapi sebagai warga Ukraina, saya bisa bilang kepada semua negara bekas Uni Soviet: Lihat kami. Segala sesuatunya itu mungkin!”

Segera setelah dipastikan bahwa Zelensky akan menjadi pemimpin Ukraina, Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan kemenangannya bisa menjadi pintu masuk untuk menghangatkan kembali hubungan kedua negara.

Namun, dalam tulisan yang diunggah di Facebook, PM Medvedev juga mengatakan bahwa perlu juga digarisbahawi bahwa Zelensky sama sekali punya pengalaman sebagai politikus.

Jika perhitungan jajak pendapat jitu, Zelensky bakal menjabat sebagai presiden lima tahun ke depan sekaligus menggusur petahana, Petro Poroshenko. Hasil perhitungan resmi diperkirakan bakal muncul dalam beberapa jam mendatang.

Poroshenko yang telah berkuasa sejak 2014 ditengarai hanya mendapat 25% suara. Karena itu, dirinya mengaku kalah.

“Hasil pemilu menyisakan ketidakpastian (dan) ketidakjelasan. Saya akan meninggalkan jabatan, tapi saya hendak menegaskan—saya tidak akan berhenti dari dunia politik.”

Poroshenko terpilih setelah rakyat menginginkan dilengserkannya pemerintah pro-Rusia.

Pada Maret 2014, pasukan Rusia mencaplok Semenanjung Krimea yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina—langkah yang dikecam dunia internasional. Sejak saat itu pasukan Ukraina melawan kelompok separatis dan relawan yang disokong Rusia di bagian timur.

Dalam cuitannya, Poroshenko menulis “seorang presiden Ukraina yang tak punya pengalaman…dapat dengan cepat mengembalikan lingkaran pengaruh Rusia”.

Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan warga Ukraina telah mengungkapkan niat mereka untuk perubahan politik.

“Kepemimpinan yang baru harus paham dan menyadari harapan para pemilihnya. Ini tentu berlaku untuk urusan domestik begitu pula urusan luar negeri,” sebut Wakil Menlu Rusia, Grigory Karasin, kepada kantor berita Ria Novosti.

Di lain pihak, Zelensky mengatakan dalam jumpa pers bahwa dirinya akan “memulai dari awal” perundingan damai dengan kelompok separatis Rusia.

Siapakah Volodymyr Zelensky?

Zelensky membintangi drama satire berjudul Pelayan Rakyat. Tokoh yang dia perankan adalah seorang guru yang secara tidak sengaja menjadi presiden Ukraina.

Tokoh tersebut terpilih setelah ucapannya soal korupsi menjadi viral di media sosial.

Zelensky kemudian menggunakan ketenarannya tersebut untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Bahkan, nama partai politik yang dia dirikan sama dengan judul drama yang dia bintangi.

Tanpa pengalaman politik, Zelensky berfokus pada perbedaan dengan kandidat-kandidat lain ketimbang mengedepankan ide-ide kebijakan yang konkret.

Bagaimanapun, pada putaran pertama dia berhasil menang dengan memperoleh lebih dari 30% suara—hampir dua kali lipat dari raihan suara Poroshenko sebesar 15,95% suara.

Apa pendapat para pemilih tentang dia?

Para analis menyakini gaya informal Zelensky dan ikrar untuk membersihkan politik Ukraina dapat diterima para pemilih yang tidak sepakat dengan kepemimpinan Poroshenko.

Dengan mengesampingkan taktik kampanye konvensional, Zelensky memanfaatkan karakter yang dia perankan di televisi dengan berjanji mengakhiri korupsi dan melepaskan cengkeraman oligarki di Ukraina.

Para ahli menilai para pendukung Zelensky yang muak dengan kiprah politikus lama serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme terdorong oleh karisma dan pesan anti-korupsinya.

Di laih pihak, pihak oposisi skeptis dengan jejak rekam Zelensky sekaligus risau lantaran dia punya hubungan dekat dengan miliuner Ihor Kolomoyskyi.

Mereka mengutarakan keraguan bahwa Zelensky bisa meredam kaum oligarki dan kuat menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin.