Ethiopia: ‘Tersangka Dalang Kudeta Dibunuh’ Setelah Panglima Militer Tewas Ditembak

0
757

Seorang perwira militer yang merupakan tersangka dalang kudeta di kawasan Amhara, Ethiopia, telah tewas ditembak mati, menurut kepolisian setempat.

Brigadir Jenderal Asaminew Tsige, sebagaimana diterangkan pihak berwenang, dibunuh ketika dia berupaya melarikan diri dari lokasi persembunyiannya di ibu kota negara bagian Amhara, Bahir Dar.

Upaya kudeta di negara bagian tersebut mengemuka ketika Panglima Militer, Jenderal Seare Mekonnen, ditembak mati oleh pengawalnya sendiri di rumahnya di ibu kota Addis Ababa, pada Sabtu (22/06).

Sang jenderal, menurut pemerintah, dibunuh selagi berupaya menggagalkan upaya kudeta.

Selain Jenderal Mekonnen, Gubernur negara bagian Amhara, Ambachew Mekonnen, juga tewas dibunuh di Bahir Dar. Keduanya dipandang sebagai sekutu dekat Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed.

Dalam pidatonya kepada rakyatnya, PM Abiy Ahmed mendorong semua warga bersatu melawan kekuatan “jahat” yang berusaha memecah belah negara.

Bendera dikibarkan setengah tiang setelah pemerintah menetapkan hari berkabung untuk menghormati kematian Jenderal Seare Mekonnen dan Gubernur Ambachew Mekonnen.

Di tengah suasana berkabung, pasukan propemerintah dikerahkan dalam jumlah besar di Bahir Dar dan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

Pihak berwenang juga mematikan internet di seluruh penjuru negeri.

Sejak terpilih menjadi perdana menteri melalui pemilu tahun lalu, PM Abiy berupaya mengubah Ethiopia.

Guna mengakhiri permusuhan politik, dia membebaskan tahanan-tahanan politik, mencabut larangan terhadap partai politik oposisi, memastikan pejabat yang dituduh melanggar hak asasi manusia dipidana, dan memulihkan hubungan diplomatik dengan musuh bebuyutan Ethiopia, Eritrea.

Akan tetapi, langkah-langkah reformasinya mengguncang kelompok-kelompok berkuasa di tubuh militer dan sejumlah partai anggota koalisi

Abiy luput dari serangan granat dalam sebuah pawai setahun lalu, yang menewaskan dua orang dan mencederai 100 orang.

Dia juga menghadapi tantangan meredakan ketegangan etnis. Ethiopia, yang merupakan negara mandiri tertua di Afrika, dihuni 102,5 juta orang dari 80 kelompok etnis.

Dalam beberapa tahun, kekerasan etnis telah melanda Amhara dan beberapa bagian lainnya di Ethiopia.

Di samping itu, ada pula tantangan ekonomi. Meski menjadi lokasi persinggahan bagi penerbangan jarak jauh dan salah satu ekonomi yang perkembangannya tercepat di dunia, namun Ethiopia dirundung masalah pengangguran kaum muda.

Siapa tersangka dalang kudeta?

Brigjen Asaminew adalah komandan keamanan wilayah Amhara dan disebut-sebut punya pengaruh besar di kalangan anak muda.

Dia adalah salah satu perwira tinggi militer yang dibebaskan dari penjara awal tahun lalu, tatkala PM Abiy menempuh langkah pembebasan tahanan politik sebagai bagian dari reformasi sekaligus menanggapi tekanan publik.

Brigjen Asaminew sebelumnya telah ditahan selama sembilan tahun karena disangka punya peranan dalam merencanakan kudeta.

Mengapa dia disangka dalang kudeta?

Brigjen Asaminew berasal dari kelompok etnis Amhara, yang terbesar kedua di Ethiopia.

Dia dikenal sebagai seorang nasionalis garis keras yang menginginkan perluasan otonomi bagi rakyat Amhara.

Bahwasannya dia disebut-sebut menginginkan kekuasaan di wilayah tersebut sama sekali bukan kejutan.

Dalam rekaman video yang disebarkan melalui media sosial, Brigjen Asaminew secara terbuka mewanti-wanti penduduk Amhara untuk mempersenjatai diri mereka.

Hubungannya dengan pemerintah daerah Tigray juga tak begitu baik. Pemerintah daerah Tigray pernah mengatakan Jenderal Seare Mekonnen dan seorang jenderal lain, Gezae Abera, dibunuh karena berasal dari kelompok etnis Tigray yang minoritas.

Bagaimana reaksi dunia internasional?

Amerika Serikat, sekutu Ethiopia, mengecam rangkaian peristiwa tersebut.

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Afrika, Tibor Nagy, mengatakan insiden-insiden itu mungkin terkait dengan “sisa-sisa rezim lama” yang tidak senang dengan reformasi PM Abiy dan aksinya dalam menyasar “penghasilan yang didapat dari cara buruk”.

Ditambahkannya, model pemerintahan federal etnis di Ethiopia berujung pada “tekanan internal yang luar biasa”.

“Dan panci yang mendidih dengan tutupnya itu juga mencakup penghilangan gak, kekecewaan luar biasa dari kaum muda karena peluang-peluang yang hilang. Mereka juga kehilangan ekspresi politik dalam bentuk apapun.

“Sehingga ketika Abiy datang dia mulai mengambil tutup panci yang mendidih itu. Dan walau dia telah mengambilnya, pasti akan ada uap yang keluar,” kata Nagy sebagaimana dikutip situs berita Afrika Selatan, Daily Maverick.

Apa yang kita ketahui soal rangkaian serangan?

Jenderal Seare Mekonnen ditembak mati oleh pengawalnya sendiri di rumahnya di ibu kota Addis Ababa, sebut bagian pers kantor perdana menteri.

Sesaat kemudian, pengawalnya tersebut bunuh diri, kata polisi setempat pada Senin (24/06). Hal itu bertentangan dengan laporan awal yang menyebut dia telah ditangkap.

Pada saat bersamaan, Jenderal Gezai juga dibunuh di kediaman Jenderal Seare, kata bagian pers kantor perdana menteri.

Pemerintah mengaku punya alasan untuk mencurigai serangan itu terkait dengan pembunuhan Gubernur Amhara, Ambachew Mekonnen, beberapa jam sebelumnya di Bahir Dar.

Ambachew dibunuh saat sedang mengikuti sebuah pertemuan di kantornya bersama penasihat senior Ezez Wasie.

Jaksa wilayah Amhara pun terluka dalam serangan itu, namun belakangan meninggal dunia, demikian dilaporkan media pemerintah.

Permakaman beberapa pejabat itu dijadwalkan berlangsung pada Selasa (25/06).

Untuk menggantikan Ambachew Mekonnen, Lake Ayalew ditunjuk menjabat pelaksana harian gubernur Amhara.

Sebagian besar orang yang dituduh terlibat dalam upaya kudeta itu kini ditahan. Adapun operasi untuk menangkap lainnya sedang berlangsung, kata bagian pers kantor perdana menteri.

“Upaya kudeta di negara bagian Amhara bertentangan dengan konstitusi dan diniatkan untuk mengacaukan perdamaian yang sulit dicapai di wilayah itu,” sambung kantor perdana menteri.

“Upaya ilegal ini harus dikecam oleh semua warga Ethiopia dan pemerintah federal punya kemampuan penuh untuk menumpas kelompok bersenjata ini.”