PBB: Puluhan Ribu Tahanan ISIS di Irak dan Suriah Harus Diadili atau Dibebaskan

0
797

PBB menyatakan puluhan ribu petempur dan anggota keluarga kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) yang ditahan di Irak dan Suriah harus diadili atau dibebaskan.

Hal itu dikatakan oleh Komisioner Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa, Senin (24/06).

Ia juga mendesak sejumlah negara untuk bertanggung jawab atas warga negara mereka dan mengambil mereka kembali jika terbukti tidak bersalah.

Dia mengatakan anak-anak terutama menderita “pelanggaran serius” terkait dengan hak hak asasi mereka.

Wilayah kekuasaan terakhir ISIS direnggut pada bulan Maret dan sekitar 55.000 orang ditahan.

Apa yang dikatakan Bachelet?

Komisioner Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan seharusnya tidak terdapat keraguan tentang nasib para tahanan.

“Akuntabilitas lewat pengadilan yang tidak berpihak melindungi masyarakat dari radikalisasi dan kekerasan di masa depan,” katanya, dan dia menambahkan tetap ditahannya orang-orang yang diduga melakukan kejahatan tidak bisa diterima.

Bachelet kemudian mengatakan: “Anggota keluarga warga asing seharusnya direpatriasi, kecuali mereka akan diadili karena kejahatan sesuai dengan standar internasional.”

Dia terutama menggarisbawahi nasib anak-anak petempur ISIS, yang jumlahnya dilaporkan sekitar 29.000 orang.

“Negara seharusnya memberikan akses kewarganegaraan yang sama terhadap anak-anak di daerah konflik sama seperti yang lainnya.

“Menerapkan status tidak memiliki kewarganegaraan terhadap anak-anak yang sudah banyak menderita adalah tindakan kejam,” katanya.

Siapakah para tahanan dan dimana mereka berada?

Kebanyakan berada di kamp al-Hol, Suriah timur laut, yang mengalami lonjakan jumlah penghuni sejak runtuhnya daerah kekuasaan ISIS di Suriah.

Sekitar 1.000 petempur asing ISIS ditangkap Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS tetapi ratusan orang telah dipindahkan ke Irak untuk diadili. Yang tersisa sebagian besar adalah anggota keluarga mereka.

PBB menyatakan terdapat sekitar 29.000 anak-anak petempur asing ISIS di Suriah, 20.000 di antaranya dari Irak, tetapi secara keseluruhan terdapat sekitar 50 kewarganegaraan.

Meskipun demikian, karena sebagian besar anak lahir di Suriah, negara asal orang tua sering kali menolak menerima mereka.

Prancis, Rusia, Maroko, Arab Saudi dan Belanda telah mengambil sebagian dari mereka. Australia juga memastikan telah mengungsikan enam anak dari keadaan yang “suram dan rumit” di kamp pengungsi Suriah.

Tetapi banyak negara yang menunjukkan ketidakinginan untuk mengizinkan repatriasi. Mereka khawatir pengadilan petempur ISIS kemungkinan sulit dilakukan dan masyarakat sering kali berpandangan sangat menolak pemulangan kembali.

Para peneliti memperkirakan lebih dari 40.000 warga asing dari 80 negara bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah dari bulan April 2013 sampai Juni 2018.

Irak telah menawarkan untuk mengadili semua petempur asing yang ditangkap di Suriah. Beberapa warga Prancis adalah bagian dari kelompok yang dihukum mati sejak dipindahkan.

Seperti apakah keadaan al-Hol?

Bachelet mengatakan keadaannya “sangat di bawah standar”.

Kamp mengalami peningkatan penghuni dari 11.000 orang menjadi lebih dari 70.000 sejak runtuhnya daerah kekuasaan terakhir ISIS di Baghouz.

Wartawan BBC, Quentin Sommerville yang mengunjunginya pada bulan April mengatakan tempat itu “hampir meledak”.

Dia melaporkan ratusan anak-anak yang dibawa ke Baghouz meninggal dunia dan sisanya berisiko terkena penyakit.

Irak telah mempersiapkan kamp di bagian lain perbatasan untuk mengambil kembali warganya tetapi nasib perempuan dan anak-anak lainnya tetaplah belum terjawab, lapor Sommerville.