Pusat Standardisasi dan Sertifikasi Halal mengatakan keseluruhan ekonomi halal Rusia tumbuh pada tingkat 15 persen setiap tahun. Namun mereka menolak untuk memberikan rinciannya.
Bisnis ini tumbuh ditengah lesunya perekonomian Rusia. Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi negara itu hanya 1,3 persen tahun ini dibanding tumbuh 2,3 persen pada 2018.
Wakil Kepala Dewan Mufti Rushan Abbyasov mengatakan Kementrian Pertanian Rusia mendukung untuk meningkatkan ekspor ke dunia Arab dan negara-negara bekas Uni Soviet dengan warga mayoritas muslim.
“Kami telah melihat pengalaman internasional di dunia Arab, dan di Malaysia, dan kami telah mengembangkan standar Rusia kami (sertifikasi halal) mengikuti model tersebut,” kata Abbyasov.
Bertumbuhnya ekonomi halal ini dirasakan oleh Manajer Pabrik Sosis Halal-Ash di Kota Moskow Arslan Gizatullin. Kini ia melihat banyak pesaing bermunculan di bisnis Islam ini.
Gizatullin yang telah masuk ke dalam bisnis pabrik sosis halal selama tujuh tahun, menjelaskan tren Islam kini tengah berkembang di Rusia.
“Dalam beberapa tahun terakhir secara umum, halal menjadi tren di Rusia,” kata Gizatullin kepada AFP, sebagai mana di lansir dari AFP.
Pabrik Gizatullin yang dibangun dua dekade lalu, menciptakan sosis gaya Soviet yang dibuat sesuai dengan hukum Islam, berbeda di antara produk-produk sosis sosis lainnya. Namun, kini Gizatullin melihat banyaknya produsen menandakan berkembangnya persaingan.
“Sekarang saya pergi ke toko pajangan dan saya melihat sosis dari satu, dua, tiga produsen. Saya melihat persaingan semakin meningkat,” katanya.
Tak hanya daging, ekonomi halal yang kini bernilai US$2,1 triliun ini datang dari berbagai jenis bisnis seperti kosmetik halal dan layanan hotel halal. Keduanya telah menerima lisensi dari badan yang mengawasi produksi Islam di Rusia.
Pusat Standardisasi dan Sertifikasi Halal, di bawah wewenang Dewan Rusia Mufti telah menyetujui lebih dari 200 perusahaan sejak tahun 2007,dan peningkatan perusahaan mencapai lima hingga tujuh perusahaan disetujui per tahun.
Mufti menyebutkan pameran tahunan barang-barang halal dan produsen di Republik Tatarstan Rusia yang mnjadi pameran terbesar tahun ini sebagai contoh pertumbuhan sektor tersebut.
Pejabat Tatarstan mengatakan kepada media Rusia bahwa pasar makanan halal menyumbang sekitar 7 miliar rubel per tahun atau lebih dari tiga persen dari hasil pertanian bruto di kawasan Tatarstan.
Perusahaan kosmetik yang berbasis di Moskow Alif, adalah perusahaan baru di garis depan bergerak menuju mengekspor barang halal dari Rusia.
Manager Alif Halima Hosman (28) mengatakan setahun setelah bisnisnya diluncurkan, produknya ramai dijual di negara mayoritas muslim di Rusia seperti Dagestan dan Chechnya. Produknya juga populer di negara bekas Uni Soviet seperti Uzbekistan dan Kazakhstan.
“Target utama ekspor kami saat ini adalah Perancis, Turki, Iran, Arab Saudi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan kalau perusahannya mendapat dukungan non-finansial dari pusat sertifikasi halal. Kosmetik yang dijualnya juga bebas alkohol dan lemak hewani.
Sementara itu, ekonom Rusia dan di era Uni Soviet yang kini bekerja di IHS Markit Lilit Gevorgyan, mengatakan pertumbuhan ekonomi halal di Rusia tampak mengesankan tapi punya dasar yang sangat rendah.
Lebih lanjut, menurutnya pertumbuhan ekonomi ini akan lebih banyak didorong oleh ekspor daripada oleh permintaan domestik. Terutama karena pendapatan warga belum pulih dari krisis yang melanda negara itu pada 2014. Krisis melanda negara itu akibat penurunan harga minyak global dan sanksi barat atas pencaplokan Krimea oleh Moskow.
“Biaya produksi makanan halal lebih mahal dan bagi konsumen Rusia setiap rubel jadi sangat penting,” katanya.
Menurut Gevorgyan, mengubah presepsi negara-negara Muslim tentang Rusia dengan branding akan menjadi kunci jika Moskow serius meningkatkan ekspor halal mereka.
Sumber : CNN [dot] COM