Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membeberkan fenomena alam sebelum terjadinya Tsunami yang dipicu oleh gempa bumi.
Peneliti Geofisika Kelautan LIPI Nugroho Dwi Hananto mengatakan pertama-tama air akan surut karena adanya perubahan bentuk secara vertikal di dasar laut akibat gempa.
Deformasi alias perubahan bentuk itu akan menimbulkan keretakan di dasar laut sehingga menyebabkan air terserap ke dalam retakan. Air laut bahkan bisa menjauhi daratan hingga beberapa ratus meter.
“Biasanya gempa ini terjadi di zona megathrust, patahan kemudian naik di zona subduksi. Karena deformasi inilah muncul bibit tsunami yang menjalar hingga ke pesisir,” kata Nugroho kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).
Nugroho mengatakan ketika air kembali ke laut saat kedalaman laut semakin berkurang, gelombang akan semakin tinggi sebelum menerjang pesisir.
“Semakin landai maka tinggi gelombang semakin tinggi mendekati pesisir, sebelum mencapai pantai biasanya terlihat sebagai air yang surut tiba-tiba. Barulah kemudian gelombang Tsunami yang tinggi datang,” ujar Nugroho.
Sebelumnya, Indonesia dilanda beberapa gempa dalam sepekan terakhir. Gempa pertama berkekuatan 5,5 magnitudo mengguncang wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu (13/7).
Getaran gempa antara lain turut dirasakan di Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Lombok Timur, hingga Kuta Bali.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,2 kembali mengguncang Indonesia di sejumlah daerah di Maluku Utara, Minggu (14/7). Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6 kemudian mengguncang Nusa Dua, Bali, Selasa (16/7) pagi.