Rusia masih berambisi melanjutkan misi mereka ke Bulan, meski wahana antariksa mereka, Luna-25, gagal mendarat dan malah menabrak permukaan satelit alami Bumi itu.

Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Yuri Borisov mengatakan negaranya akan tetap mengikuti perlombaan ke Bulan. Ia berharap insiden ini tak menghentikan langkah mereka menuju Bulan.

“Jangan sampai program ke Bulan dihentikan, itu akan menjadi keputusan terburuk,” kata Borisov, mengutip The Moscow Times, Senin (21/8).

Misi Luna-25 bertujuan untuk menandai kembalinya Moskow ke eksplorasi Bulan secara mandiri di tengah masalah keuangan dan skandal korupsi, serta meningkatnya isolasi dari Barat.

Namun pada Minggu (20/8), Roscosmos mengumumkan wahana antariksa tersebut jatuh saat melakukan manuver sebelum pendaratan.

“Mengganggu program Bulan selama hampir 50 tahun adalah alasan utama kegagalan Luna-25,” kata Borisov.

“Pengalaman tak ternilai yang dikumpulkan oleh para pendahulu kami pada 1960-an dan 1970-an praktis hilang,” tambahnya.

Borisov menjelaskan kecelakaan itu disebabkan masalah dengan mesin koreksi pesawat ruang angkasa. Mesin yang seharusnya menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit pra-pendaratan.

“Bekerja selama 127 detik, bukan 84 detik yang direncanakan. Ini adalah penyebab utama jatuhnya wahana tersebut,” jelas Borisov.

Borisov juga mengatakan sebuah komisi khusus telah mulai menyelidiki penyebab pasti dari insiden tersebut.

Dikutip dari Phys, sampai saat ini belum ada penjelasan lebih lanjut dari Roscosmos terkait penyebab gagalnya pendaratan Luna-25 di Bulan.

Sebelumnya, Roscosmos mengatakan sebuah “keadaan darurat” telah terdeteksi selama manuver yang dilakukan oleh wahana tersebut sebelum pendaratannya, sehingga operasi tidak dapat dilakukan.

Wahana ini diluncurkan pada 11 Agustus dan diklaim bakal menjadi era baru eksplorasi ruang angkasa Rusia. Misi Bulan Rusia terakhir yang mengangkasa adalah Luna-24 pada 1976 ketika negara ini masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Gagalnya Luna-25 jadi pukulan telak bagi rencana Rusia untuk menerbangkan serangkaian misi ke Bulan dan upayanya untuk mengembangkan kru antariksa yang berbasis di Bulan bersama China.

Roscosmos sebelumnya berencana melanjutkan Luna-25 dengan pengorbit Bulan lain, Luna-26, dan kemudian dua misi pendaratan lainnya: Luna-27, yang akan mengirimkan rig pengeboran ke permukaan Bulan.

Selain itu ada Luna-28, sebuah misi pengumpulan sampel yang bertujuan untuk mengirimkan material dari daerah kutub Bulan ke Bumi.