Manajer Hubungan Pemerintah Facebook Indonesia Noudhy Valdrino mengatakan penyebaran hoaks di media sosial masih akan menjadi tantangan di Pilkada Serentak 2020.
Berkaca pada pengalaman di Pemilu 2019, RIno mengatakan akan banyak informasi yang disebar dan sulit dideteksi.
“Melihat Pilkada 2020 yang akan datang, kita belum selesai 2019 tapi sudah siap-siap lagi 2020. Tantangannya masih sama, bagaimana kita memilah konten itu hoaks atau bukan,” kata Rino dalam “Focus Group Discussion Hoax dalam Pemilu Tahun 2019” di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (20/8).
Rino mencontohkan pada Pilpres 2019 ada hoaks berupa foto anggota Brimob yang ditiduh sebagai polisi impor dari China. Informasi itu marak disebar di Facebook, kata dia.
Kesulitan yang dialami Facebook saat itu adalah pengunggah konten tak langsung menuding sang polisi warga negara RRC. Namun bertanya apakah mungkin polisi bermata sipit itu adalah warga China.
“Permasalahannnya konten-konten yang masuk ke ranah abu-abu. Ini saya yakin sekali, ini pandangan pribadi saya, konten-konten itu dibuat orang yang mengetahui regulasi. Jadi mereka tahu kalau misalnya disebut ini polisi impor dari Tiongkok, pasti di-takedown karena misinformasi,” kata dia.
Selain itu, Rino memprediksi hoaks Pilkada Serentak 2020 akan lebih bersifat lokal. Sebab itu, ia meminta bantuan jajaran pemerintah, aparat penegak hukum, dan lembaga swadaya masyarakat untuk bersama mengecek kebenaran informasi terkait pemilu di media sosial, khususnya Facebook.
“Bagaimana kita bisa memilah antara konten ini dan menentukan kebenaran tersebut,” tutur dia.
Pilkada Serentak 2020 akan dilaksanakan pada 23 September 2020. Ada 171 daerah yang mengikuti gelaran ini. Tahapan bakal dimulai 23 September tahun ini.
Sumber : CNN [dot] COM