Sejumlah pegiat di Hong Kong melecehkan bendera China dan merusak pusat perbelanjaan dalam unjuk rasa anti-pemerintah yang telah menginjak pekan ke-16.
Eskalator dan panel kaca di New Town Plaza, Sha Tin, menjadi sasaran pengunjuk rasa. Polisi telah menutup pusat perbelanjaan tersebut dan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang melempar batu bata.
Polisi sebelumnya mencegah kerusuhan besar di sistem kereta bandara.
Aksi protes ini dipicu oleh rancangan undang-undang ekstradisi yang sekarang sudah dibatalkan, tapi berkembang menjadi kampanye pro-demokrasi yang lebih luas.
Isu-isu seperti hak pilih universal, tuntutan akan penyelidikan terhadap tindakan polisi, dan dugaan keterlibatan geng dalam melawan unjuk rasa telah mengemuka.
Demonstrasi tersebut, yang dilakukan sebagian besar oleh kaum muda, awalnya berlangsung damai tetapi menjadi semakin keras.
Kerusuhan ini telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Cina sejak kedaulatan Hong Kong dikembalikan oleh Inggris pada tahun 1997.
Hong Kong adalah bagian dari China, tapi menikmati “kebebasan khusus”. Status istimewa itu dijadwalkan untuk berakhir pada 2047, dan banyak warga di Hong Kong tidak ingin wilayah tersebut “menjadi seperti kota-kota lain di China”.
Apa yang terjadi pada hari Minggu?
Unjuk rasa tanpa izin di New Town Plaza awalnya berlangsung dalam skala kecil dan damai.
Rekaman video kemudian menunjukkan bendera China diinjak-injak oleh pengunjuk rasa sebelum dibawa dan dibuang ke sungai.
Para demonstran yang mengenakan topeng memecahkan peta informasi yang terbuat dari kaca menggunakan tabung pemadam kebakaran, lalu menyemprotkan air dan melemparkan tempat sampah ke eskalator. Toko-toko yang pro-China daratan dilaporkan menjadi sasaran.
Polisi anti huru-hara menutup mal dan stasiun kereta yang terhubung dengannya di Sha Tin, sebuah kawasan yang terletak di bagian utara Pulau Hong Kong.
Di luar mal, para pengunjuk rasa mulai membongkar batu bata trotoar dan melemparkannya ke polisi, yang membalasnya dengan tembakan gas air mata.
Sebuah barikade dibakar di tempat lain di Sha Tin.
Pusat perbelanjaan mewah Elements di Kowloon juga ditutup seiring polisi berhadapan dengan pengunjuk rasa, lansir surat kabar South China Morning Post.
Unjuk rasa di bandara
Kelompok-kelompok protes di dunia maya menyerukan “tes stres” di bandara pada hari Minggu. Bandara telah menjadi salah satu target utama para pengunjuk rasa.
Tapi polisi meningkatkan keamanan dan pihak berwenang mengurangi jaringan transportasi untuk mencegah potensi kerusuhan.
Jalur kereta Airport Express hanya dibuka bagi penumpang yang naik di pulau Hong Kong.
Hanya warga yang memegang tiket penerbangan yang bisa naik.
‘Jurang pemisah yang semakinĀ dalam‘
Koresponden BBC di Hong Kong, Stephen McDonell, mengatakan pengrusakan pusat perbelanjaan dan stasiun kereta api Sha Tin menunjukkan jurang pemisah yang telah terbuka lebar di kota ini, antara bagian-bagian masyarakat dan apa yang menurut mereka bisa dibenarkan secara moral.
Seorang perwira polisi senior mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa ia tidak percaya betapa banyak anak muda sekarang berpikir bahwa pelanggaran hukum bisa diterima jika tujuannya benar.
Para aktivis yang sebagian besar muda, dan radikal, yang menghancurkan mesin tiket dan sekarang secara rutin merusak stasiun kereta api mengatakan mereka tidak paham bagaimana operator jaringan kereta api bisa berkolusi dengan pihak berwenang untuk menutup layanan di daerah-daerah tempat unjuk rasa direncanakan. Karena itu, mereka berpendapat, stasiun layak dijadikan sasaran.
Mereka juga mengatakan bahwa dua bulan lalu pusat perbelanjaan di Sha Tin membiarkan polisi untuk menangkap para aktivis sehingga tempat tersebut juga menjadi target yang sah untuk pengrusakan.
Polisi tidak bisa memahami kenapa begitu banyak warga biasa yang menyerang mereka. Para warga biasa itu, kebalikannya, mengatakan mereka tidak bisa memahami mengapa polisi berubah menjadi kejam.
Semakin lama krisis ini berlanjut, semakin dalam jurang pemisah ini.