Startup lithium yang berbasis di Brasil, Sigma Lithium Resources Corp, dilaporkan sudah melakukan pendekatan serius dengan Tesla dan produsen mobil lain untuk menjadi pemasok bahan baku utama baterai mobil listrik.
Upaya Brasil ini menjadi kompetisi buat Indonesia yang juga sedang menarik hati Tesla dan produsen otomotif besar lainnya agar berinvestasi di Indonesia.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sudah ada komitmen investasi Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP)
yang disebut mencapai Rp55,8 triliun dari konsorsium perusahaan asing, di antaranya Contemporary Amperex Technology (CATL), LG Chem, Volkswagen, Mercedes, dan Tesla.
Belakangan Luhut juga meminta investor menanamkan modal untuk pengembangan baterai di kawasan industri di Karawang, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih sebab dirasa dekat dengan pabrik otomotif yang sudah berdiri.
Reuters memberitakan Jumat (13/9), Sigma yang baru saja mendapatkan lisensi penambangan lithium di negara bagian Brasil Minas Gerais telah bertemu dengan pemasok Tesla Gangfeng Lithium. Dalam sesi wawancara, CEO Sigma Calvyn Gardner mengatakan belum ada kesepakatan di antara keduanya.
“Ada banyak hal yang mereka butuhkan, bukan hanya harga, tetapi tuntutan lain yang sedikit lebih rumit semacam membatasi Sigma memasok (lithium) hampir murni ke China,” kata Gardner.
Harga lithium disebut merosot dalam setahun terakhir, namun Sigma dan produsen lain berharap mendapatkan benefit setelah mobil listrik booming di dunia. Saat itu diharapkan harga mobil listrik lebih kompetitif.
Gardner mengungkap Sigma lebih memilih mengirim lithium secara langsung ke Tesla di California, meski itu hanya bisa terjadi setelah produsen katoda, salah satu dari dua komponen utama baterai, mendirikan perusahaan di Amerika Serikat.
Selain Tesla, Sigma juga berupaya menjadi pemasok buat produsen otomotif lain. Dikatakan Sigma telah bicara dengan Volkswagen dan BMW.
“Memiliki opsi untuk mendapatkan litium dan bahwa Anda dapat memasok dalam jangka panjang, itulah yang membuat mereka semua tertarik dan kami pikir Sigma dapat melakukannya,” kata Gardner.
Menjadi pemasok bahan baku baterai kini sedang diupayakan banyak pihak. Bagi Indonesia, ini merupakan kesempatan besar menjadi bagian rantai pasokan otomotif global dan landasan kuat memulai era elektrifikasi di dalam negeri.
Luhut pernah menyebut IWIP merupakan sentralisasi industri untuk menghasilkan baterai lithium-ion. IWIP merupakan perusahaan patungan dari tiga investor China yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi. Menurut Luhut 80 persen material baterai lithium berasal dari Indonesia.