Israel Ingin Bangun Rel Kereta Hubungkan Tel Aviv dengan Yerusalem, Yordania ‘Marah’

0
677

Rencana Israel untuk membangun rel dan stasiun kereta di bawah Kota Tua Yerusalem mengundang kritik dari pihak Yordania.

Menteri Transportasi Israel menyatakan hari Senin (17/02) bahwa rute baru telah disetujui sebagai lanjutan dari jalur kereta cepat antara Tel Aviv dan Yerusalem.

Terowongan sepanjang tiga kilometer akan mengarah ke Dinding Ratapan – situs yang dianggap paling suci agama Yahudi – di bagian timur kota yang diduduki.

Yordania menyebut langkah ini sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional”.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Yordania, Daifallah al-Fayez, menyerukan agar komunitas internasional “menjalankan tanggung jawab untuk menghentikan langkah-langkah Israel yang tidak sah dan melanggar hukum”.

Yordania punya tanggung jawab khusus untuk mengawasi situsi suci Muslim Yerusalem termasuk kawasan di belakang Dinding Ratapan yang dikenal oleh kaum Muslim sebagai al-Haram al-Sharif melalui yayasan yang dikenal dengan nama Waqf.

Kawsan ini dikenal oleh Yahudi sebagai Temple Mount.

Status Yerusalem ini merupakan salah satu inti persoalan konflik Israel-Palestina.

Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka yang “abadi dan tak terbagi” sementara Palestina beranggapan bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki oleh Israel sesudah perang Timur Tengah tahun 1967 – merupakan ibu kota mereka di masa depan.

Israel berencana untuk mengembangkan jalur cepat Tel Aviv-Yerusalem hingga ke Dinding Ratapan yang megundang jutaan pengunjung dan peziarah setiap tahun. Rencana ini diresmikan tahun 2017 oleh Menteri Transportasi Israel Katz.

Katz juga mengatakan stasiun di bawah Kota Tua akan dinamakan stasiun Donald Trump yang secara kontroversial mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada tahun 2017.

Hari Senin (17/02) Kementrian Transportasi Israel mengumumkan Dewan Perencanaan dan Pembangunan Nasional telah menyetujui rute baru perluasan rel kereta mengikuti arahan pengganti Katz, Bezalel Smotrich, menurut media Israel.

Mereka tidak mengumumkan rincian rute tersebut dan dilaporkan akan melibatkan pembangunan dua stasiun bawah tanah dan menggali terowongan di bawah tanah pusat kota Yerusalem.

Smotrich menggambarkan rencana itu sebagai “historis” dan menyatakan “sangat bermanfaat bagi warga Israel dan jutaan wisatawan yang datang ke Yerusalem”.

“Kita juga sukses mempromosikan agenda Zionis dan Yahudi,” katanya.

Bulan November lalu, pihak berwenang Israel menyetujui rencana untuk membangun jaringan kereta gantung yang akan membawa pengunjung sejauh 1,4 km dari Yerusalem Barat ke Dinding Ratapan.

Pihak berwenang mengatakan proyek ini akan mengurangi kemacetan, tetapi para pengkritik mengatakan ini akan merusak lanskap Kota Tua – yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.