Sisa-sisa jasad dua laki-laki yang sekitar 2.000 tahun lalu tewas dalam letusan gunung berapi yang menghancurkan kota Pompeii di era Romawi kuno baru saja ditemukan sekelompok arkeolog.
Salah satu jasad itu diperkirakan dulunya merupakan seseorang berstatus sosial tinggi, sementara satu lainnya diyakini merupakan budak.
“Mereka mungkin mencari perlindungan dari letusan ketika mereka tersapu material gunung,” kata Direktur Taman Arkeologi Pompeii, Massimo Osanna.
Pompeii dilanda letusan gunung berapi Gunung Vesuvius pada tahun 79 masehi.
Abu vulkanik gunung itu mengubur Pompeii. Peristiwa itu seperti membekukan kota dan penduduknya serta menjadikannya sumber arkeologi yang begitu kaya.
Kedua jasad ditemukan pada bulan November ini, dalam proyek penggalian sebuah vila besar di pinggiran kota kuno Pompeii.
Pimpinan proyek arkeologi itu mengatakan, jasad laki-laki kaya itu berusia antara 30 dan 40 tahun. Sisa-sia jubah wol yang hangat ditemukan di bawah lehernya.
Adapun satu jasad lainnya diperkirakan laki-laki berusia antara 18 dan 23 tahun. Tulang belakang yang patah menunjukkan bahwa dia dulunya budak yang melakukan pekerjaan kasar.
“Ini adalah kematian karena sengatan panas, seperti yang juga ditunjukkan oleh kaki dan tangan mereka yang terkepal,” kata Osanna kepada wartawan.
Ia menggambarkan penemuan itu sebagai “kesaksian yang luar biasa” dari kejadian pagi hari saat letusan terjadi 2.000 tahun lalu.
Pekerjaan penggalian berlanjut di situs arkeologi, yang terletak di dekat Napoli, tetapi tetap tertutup untuk wisatawan karena pandemi Covid-19.
Penggalian kota kuno Pompeii selama ini mengungkap berbagai jejak kehidupan sebelum letusan besar Gunung Vesuvius. Arkeolog menemukan jasad manusia, binatang, hingga harta benda penduduk kota tersebut.
Pada Agustus 2019, arkeolog menemukan barang-barang yang mereka yakini dulunya milik seorang penyihir, antara lain berupa jimat, manik-manik, dan cermin.
Sementara itu pada Desember 2018, sisa-sisa tubuh kuda yang masih berpelana ditemukan arkeolog. Temuan itu digali di lokasi yang diyakini pernah ditinggali seorang petinggi Romawi.
Kuda itu, kata para arkeolog, dipersiapkan untuk pergi, mungkin untuk membantu menyelamatkan penduduk dari letusan Gunung Vesuvius.
Jasad kuda itu dianggap para arkeolog sebagai salah satu temuan langka dan penting dalam mengungkap kehidupan sebelum letusan Vesuvius.
Januari lalu, sekelompok peneliti menyebut panas ekstrem dari letusan Gunung Vesuvius mengubah otak seorang korban menjadi kaca.
Lewat penelitian yang diterbitkan diĀ New England Journal of Medicine, para akademisi itu menyebut pecahan bahan kaca hitam diekstraksi dari tengkorak korban letusan gunung itu.
Para peneliti di balik penelitian tersebut percaya bahwa materi hitam tersebut adalah sisa-sisa vitrifikasi otak pria tersebut.
Vitrifikasi, demikian tertulis hasil studi itu, adalah proses ketika sebuah material dibakar dengan panas tinggi dan didinginkan dengan cepat, mengubahnya menjadi kaca atau glasir.
“Pelestarian sisa-sisa otak manusia zaman dulu adalah penemuan yang sangat langka,” kata Pier Paola Petrone, antropolog forensik di Universitas Naples Federico II saat itu.
“Ini adalah penemuan pertama dari sisa-sisa otak manusia purba yang dibekukan oleh panas.”