Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menetapkan status Merapi saat ini masih bertahan pada Level III atau ‘Siaga’ meski gunung tersebut terus menggugurkan awan panas pada Kamis (7/1). Kepala BPPTKG Hanik Humaida melihat rekomendasi penetapan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi masih dalam kategori aman bagi penduduk.
“Sekali lagi saya ingatkan. Status aktivitas Gunungapi itu dasarnya adalah penilaian terhadap ancaman penduduk. Ini kan kita sudah memberikan rekomendasi assesment bahayanya potensi saat ini kan sejauh 5 kilometer. Itu masih aman. Sampai saat ini potensi bahaya belum lebih dari 5 kilometer,” jelas Hanik dalam keterangan tertulis, Kamis (7/1).
Menurut Hanik, awan panas Merapi tersebut meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak. Cuaca dilaporkan berawan di sekitar Gunung Merapi saat terjadi guguran awan panas.
“Arahnya ke Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter,” jelas Hanik.
Menurut Hanik, jarak guguran dari awan panas tersebut tidak teramati secara visual dikarenakan tertutup kabut, akan tetapi apabila melihat dari rekaman amplitudo dan data rekaman seismiknya diperkirakan tidak lebih dari 1 kilometer.
Lebih lanjut, Hanik juga menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi tersebut merupakan guguran dan bukan letusan.
Sementara kantor berita Associated Press, Kamis (7/1), melaporkan muntahan awan panas Merapi mengakibatkan lebih dari 500 orang dievakuasi oleh pihak berwenang.