Mengenal Boeing 737-524, Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak

0
834
Salah satu pesawat seri Boeing 737 500. Foto: Wieck/Southwest Airlines Co.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182/SJY 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak. Pesawat itu merupakan buatan dari pabrikan Boeing di Amerika Serikat dengan jenisnya adalah 737-524.

Menurut FlightRadar 24, pesawat Sriwijaya Air ini penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Mei 1994 alias berusia 26 tahun.

Mengutip berbagai sumber, pesawat jenis itu masuk dalam keluarga Boeing 737 Classic yang diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes dan merupakan generasi kedua dari Boeing 737-100/-200.

Pengembangannya dimulai pada tahun 1979 dan varian pertamanya, 737-300 pertama kali diterbangkan pada tahun 1984. Adapun 737-500 merupakan varian terkecilnya dan diterbangkan pertama kali pada tahun 1989 untuk kemudian mulai melayani penumpang pada tahun 1990.

Berdasarkan nomor serinya, Sriwijaya Air yang hilang kontak itu masuk dalam Boeing 737-500 tersebut. Varian ini merupakan yang paling kecil ukurannya jika dibandingkan dengan seri 737 Classic buatan Boeing lainnya.

Boeing 737-500 ditawarkan atas permintaan konsumen sebagai pengganti langsung dari 737-200. Meskipun lebih kecil dari seri 300 dan 400, seri 500 badan pesawatnya lebih panjang dari seri 200 dan bisa mengakomodasi sampai 140 penumpang. Mesinnya pun dirancang 25% lebih efisien bahan bakar dibanding 737-200.

Maskapai Southwest Airlines di Amerika Serikat adalah yang pertama kali memesan dan memakainya dan mereka terbangkan pertama kali pada tahun 1989 untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pesawat komersial di tahun 1990.

Pesawat ini juga jadi favorit di kalangan maskapai Rusia, antara lain dipakai oleh Nordavia, Rossiya Airlines, S7 Airlines, Sky Express, Transaero, UTair, dan Yamal Airlines yang membelinya dalam keadaan bekas untuk menggantikan pesawat buatan Rusia yang telah usang.

Jenis 737-500 ini dan juga varian lainnya mulai banyak dipensiunkan. Southwest Airlines menerbangkannya terakhir kali pada tahun 2016. Beberapa maskapai masih menggunakannya termasuk Sriwijaya Air.