Chairman Signal Foundation Brian Acton yakin jika Signal Messenger tidak akan bisa menggantikan WhatsApp karena kebijakan baru privasi yang baru dirilis.
Menurutnya kedua aplikasi dibuat dengan tujuan yang berbeda. Bukan menggantikan, namun pengguna akan menggunakan keduanya untuk percakapan yang berbeda.
“Saya tidak ingin melakukan semua hal di WhatsApp,” kata Acton dikutip Business Insider, Kamis (14/1/2021).
Dia memprediksi Signal akan digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman dekat. Sementara percakapan bersama orang lain dilakukan melalui WhatsApp.
Sebagai informasi, WhatsApp memperbarui kebijakan privasinya mulai 8 Februari 2021.
Brian Acton tak mengelak jika perubahan itu membuat banyak orang hijrah ke Signal. Nama platform itu tiba-tiba meroket beberapa waktu belakang.
Laporan Sensor Tower menyatakan jumlah instalasi Signal mencapai 7,5 juta kali di App Store dan Play Store dari tanggal 6-10 Januari. Peningkatan pengunduhan itu mencapai 4.200% dari minggu sebelumnya.
“Perubahan kecil membantu pemicu hasil besar,” ujar Brian Acton.
Informasi saja, WhatsApp didirikan oleh Brian Acton dan Jam Kaum pada 2009. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2014, aplikasi ini diakuisisi Facebook senilai US$22 miliar.
Pada 2017 Brian Acton memutuskan keluar dari Facebook. Pangkal masalahnya, ia tak sepakat dengan rencana Facebook menghasilkan uang (monetisasi) dari WhatsApp. Ia berharap monetisasi WhatsApp lewat biaya berlangganan sementara Facebook ingin iklan bertarget.
Pada 2018 Brian Acton menyuntikkan dana sebesar US$50 juta ke Signal Messenger dan menjabat sebagai chairman Signal Foundation, induk dari Signal Messenger. Rencananya Signal akan melakukan pengumpulan uang dari pengguna melalui mekanisme donasi atau sumbangan.