Coronasomnia, Sulit Tidur saat Pandemi dan Cara Mengatasinya

0
559

Apakah Anda kerap merasa sulit tidur selama pandemi virus corona penyebab Covid-19 berlangsung? Jika iya, maka kemungkinan Anda mengalami ‘coronasomnia’.

Coronasomnia merupakan istilah yang disematkan oleh para ahli. Istilah ini merujuk gangguan tidur yang terjadi akibat keresahan terhadap pandemi.

Banyak hal yang bisa menyebabkan coronasomnia, mulai dari stres karena pekerjaan dan proses belajar yang dilakukan secara daring, peningkatan waktu memandang layar gawai, hingga kurangnya waktu bergaul atau bersosialisasi secara langsung dengan orang terdekat.

American Medical Association (AMA) mencatat, coronasomnia memiliki konsekuensi kesehatan masyarakat yang lebih dari sekadar sulit tidur. Mulai dari risiko meningkatnya tekanan darah tinggi, depresi, dan masalah kesehatan lainnya. Sebagaimana diketahui, stres dan kualitas tidur yang buruk menjadi salah satu pemicu utama berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun psikis.

“Masalah tidur adalah masalah umum di tengah masyarakat. Kini, saat kita berada di situasi dengan tingkat kecemasan dan stres yang tinggi, tak heran jika coronasomnia terjadi,” jelas anggota AMA, Ilene Rosen, dokter yang berfokus pada kualitas tidur.

Pandemi membuat suasana jadi serba tidak pasti. Ketidakpastian yang dibawa ke tempat tidur, lanjut Rosen, akan memengaruhi cara Anda tidur dan meningkatkan tingkat kewaspadaan.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengatasi coronasomnia.

1. Biasakan tidur teratur

Tidur kerap dianggap sepele oleh banyak orang. Padahal, tidur yang teratur membantu tubuh membentuk siklus tersendiri yang dapat meningkatkan kualitas tidur.

Rosen menyarankan Anda untuk selalu bangun di pagi hari dan dapatkan cahaya terang dalam satu atau dua jam setelah bangun. “Cara ini dilakukan untuk menjadi pengingat jam internal tubuh bahwa sudah saatnya untuk bangun,” ujar Rosen.

Selain itu, seseorang juga disarankan untuk melakukan rutinitas malam 30-60 menit sebelum tidur untuk beristirahat dan memberi sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.

“Dengan demikian, rutinitas tidur pun akan terbentuk dengan sendirinya,” ujar Rosen.

Depressed woman awake in the night, she is exhausted and suffering from insomnia

2. Buat sistem saraf simpatik rileks

Dengan segala peristiwa yang terjadi dan kecemasan yang muncul, khususnya di masa pandemi, sistem saraf simpatik akan bekerja terlalu keras. Hal itu-lah yang kemudian membuat seseorang sulit tidur.

“Kita perlu melakukan hal-hal yang membuat sistem saraf simpatik rileks,” kata Rosen.

Banyak orang berpikir olahraga dapat membantu. Namun, hal itu tak sepenuhnya bisa dibenarkan.

Rosen mengatakan, pada malam hari, suhu inti tubuh akan menurun. Kondisi ini membuat tubuh terasa nyaman saat tidur.

Sementara itu, olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh, yang pada gilirannya bisa membuat Anda sulit tidur. “Olahraga memang luar biasa. Tapi, lakukan di pagi hari atau setidaknya tiga jam sebelum tidur,” kata Rosen.

3. Pentingnya pikiran yang jernih

Strategi kesehatan mental yang tepat dibutuhkan dalam hal ini. Rosen menyarankan Anda menyisihkan waktu untuk menikmati setiap kekhawatiran yang dirasa.

“Luangkan waktu 10 menit untuk menuliskan semua hal yang berkumpul dalam pikiran Anda,” kata Rosen. Anda bisa melakukannya satu hingga dua jam sebelum tidur. Melakukannya terlalu dekat dengan waktu tidur hanya akan meningkatkan kegelisahan.

“Menuliskan pikiran dapat membantu menjernihkan pikiran. Anda dapat merobek kertasnya, menghancurkannya, atau membuangnya sebagai simbolis pikiran yang dibuang,” ujar Rosen.

4. Kurangi asupan berita yang menambah cemas

Pada titik tertentu, Anda harus berhenti menonton atau mengikuti berita dan perkembangan-perkembangan terbaru.

“Penting untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia. Namun, jika hal terakhir yang Anda lakukan sebelum tidur adalah mengecek berita, maka insomnia akan mengancam Anda,” kata Rosen. Alih-alih menenangkan, kebiasaan tersebut justru membuat saraf simpatik gusar.

Sumber : CNN [dot] COM