WhatsApp di Indonesia memberikan klarifikasi pada Senin (17/5) atas pemberitaan CNNIndonesia.com yang berisi pendapat Koordinator SAFEnet Damar Juniarto terkait risiko pengguna usai menyetujui kebijakan privasi WhatsApp.
Pendapat Damar tentang lima poin risiko pengguna usai menyetujui kebijakan privasi WhatsApp sebelumnya telah disampaikan dalam artikel di safenet.or.id dan juga damarjuniarto.wordpress.com.
Materi itu kemudian disitat ke dalam artikel CNNIndonesia.com berjudul “5 Ancaman Usai WhatsApp Menguasai Data Pribadi Pengguna” yang tayang pada Minggu (16/5).
WhatsApp Indonesia menanggapi lima poin yang disampaikan Damar, penjelasannya sebagai berikut:
1. Memahami minat dan gaya hidup untuk mengejar iklan
WhatsApp membangun profil pengguna dengan mempermainkan sentimen dan keputusan Anda, dari hasil data yang dikumpulkan.
Jika Anda telah memperhatikan bagaimana iklan di Facebook atau Instagram tampil sesuai dengan minat Anda saat ini dengan relevansi yang sangat tinggi, mekanisme semacam inilah yang bekerja.
Tanggapan WhatsApp Indonesia
Seluruh percakapan di WhatsApp terenkripsi end-to-end. Tidak ada orang lain, bahkan WhatsApp maupun Facebook, yang dapat melihat atau mengakses percakapan tersebut. Pembaruan Kebijakan Privasi tidak memperluas kemampuan WhatsApp untuk membagikan data dengan Facebook.
Terkait iklan, pengguna dapat melihat mengapa mereka menerima iklan di Facebook/Instagram dengan cara:
Klik bagian kanan atas dari iklan Facebook
Pengguna akan melihat faktor-faktor mengapa mereka melihat iklan tersebut, misal: pengguna mengunjungi laman si pengiklan.
Beberapa contoh informasi yang digunakan Facebook untuk menampilkan iklan di laman pengguna:
Aktivitas pengguna di Facebook, misal menyukai sebuah post atau mengklik iklan yang tampil
Informasi dari akun Facebook pengguna, misal usia, jenis kelamin, lokasi, jenis gawai yang digunakan untuk mengakses Facebook
Aktivitas pengguna di berbagai website dan aplikasi yang terhubung dengan Facebook. Pengguna dapat mempelajari dan menon-aktifkan pengiklanan ini di pengaturan akun mereka.
Facebook tidak membagikan informasi yang dapat mengidentifikasi penggunanya secara personal (misal nama atau alamat email yang dapat digunakan oleh pengiklan untuk menghubungi atau mengidentifikasi pengguna secara langsung) kecuali atas izin dari pengguna.
2. Membentuk pandangan politik
Jika data pengguna Facebook diambil untuk membangun profil psikologis dan mengeksploitasi bias politik mereka dengan iklan Facebook, hal yang sama bisa terjadi lagi.
Seperti saat Cambridge Analytica yang menggunakan data-data yang dikumpulkan dari Facebook untuk mengubah pilihan politik saat pilpres AS tahun 2016. Praktik semacam ini bisa terjadi lagi.
Tanggapan WhatsApp Indonesia
WhatsApp tidak membagikan metadata pengguna yang digunakan untuk membangun profil pengguna dengan Facebook. Data yang dibagikan WhatsApp dengan Facebook sangat terbatas dan tujuannya adalah untuk meningkatkan infrastruktur (server), analisis data, dan keamanan (anti-spam atau mencegah penyalahgunaan).
3. Mengubah keadaan emosi
Suasana hati dan emosi pengguna Whatsapp bisa dipermainkan dengan pancingan informasi.
Eksperimen tersebut pernah dilakukan Facebook pada Januari 2012 dengan 689.003 pengguna selama satu minggu.
Tanggapan WhatsApp Indonesia
WhatsApp dirancang untuk memudahkan komunikasi pribadi orang-orang, dan WhatsApp terus memperbarui sistem guna menghambat penyebaran pesan di WhatsApp yang dapat memengaruhi emosi pengguna. WhatsApp selalu mendorong pengguna untuk memeriksa keakuratan pesan yang mereka terima sebelum memercayai atau bahkan membagikannya. Sebagai contoh, di Indonesia, WhatsApp juga menginisiasi Kampanye Jari Pintar ABC (Amati isinya, Baca sampai habis, Cek sumbernya) untuk membantu memerangi penyebaran hoaks atau misinformasi.
4. Menentukan keberadaan dan tempat yang sering dikunjungi untuk mencapai akurasi periklanan yang lebih tinggi
Pengguna akan menjadi target dengan penempatan iklan berdasarkan geolokasi untuk membantu mitra menggaet calon pelanggan.
Tanggapan WhatsApp Indonesia
Hal ini juga tidak mungkin. Dengan enkripsi end-to-end WhatsApp yang terpasang secara default, ketika pengguna membagikan lokasi dengan pengguna lain, hanya mereka saja yang dapat melihat lokasi tersebut. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa melihat lokasi yang dibagikan.
5. Kehilangan data karena pelanggaran keamanan lain
Kebocoran data pengguna skala besar sering terjadi di produk perusahaan Facebook, jangan membahayakan kehidupan digital Anda dan orang-orang yang Anda kasihi.
Tanggapan WhatsApp Indonesia
WhatsApp sejak awal dirancang untuk hanya menyimpan informasi pengguna secara sangat terbatas. Peneliti keamanan independen juga telah membantu meningkatkan upaya WhatsApp untuk melindungi privasi pengguna dengan lebih baik lagi. Hingga saat ini, WhatsApp belum melihat bukti nyata adanya tindak pelanggaran skala besar terhadap informasi di WhatsApp oleh pelaku kejahatan.
WhatsApp juga menyediakan opsi untuk perlindungan privasi tambahan bagi semua pengguna. Semua orang bisa mendaftar ke WhatsApp hanya dengan menggunakan nomor telepon, serta memilih apakah mau membagikan informasi tambahan seperti foto atau ‘status’ atau tidak. Pengguna juga dapat mengatur agar informasi tersebut tidak tersedia bagi siapa pun selain kontak mereka melalui pengaturan privasi. Pesan pribadi seluruh pengguna tetap terlindungi secara aman dengan enkripsi end-to-end.