Alasan Banyak Talenta Digital India Jadi CEO Silicon Valley

0
670

Talenta digital India di jajaran top perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) makin banyak. Nama terakhir adalah Parag Agrawal menggantikan pendiri Twitter, Jack Dorsey, dari kursi CEO.

Pria 37 tahun itu merupakan alumni Indian Institute of Technology (IIT) Bombay. Agrawal juga tercatat sebagai chief executive termuda dalam S&P 500.

Sebelum Agrawal ada banyak orang India yang telah bekerja di raksasa teknologi. Sebut saja CEO Alphabet, induk usaha Google, Sundar Pichai yang juga berkuliah di IIT dan meneruskan pendidikannya di AS.

Ada juga Arvind Krishna, yang saat ini duduk di kursi CEO dan Chairman IBM. Bos PaloAlto juga berasal dari negeri bollywood, bernama Nikesh Arora yang berusia 53 tahun.

Jangan lupa juga masih ada Satya Nadella di Microsoft dan Shantanu Narayen di Adobe.

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang India begitu dipercaya, bahkan bisa duduk di posisi teratas perusahaan besar. Para eksekutif dan ahli mengatakan fenomena ini termasuk karena budaya untuk memecahkan masalah, bahasa Inggris dan kerja keras tanpa henti.

Menurut lulusan IIT dan salah satu pendiri Microsystems, Vinod Khosla percaya setelah tumbuh dengan beragam komunitas, adat istiadat dan bahasa, orang India punya kemampuan untuk ‘menavigasi situasi yang kompleks’.

“Kompetisi pendidikan di India dan kekacauan sosial membantu skill mereka selain pendidikan teknis yang ketat di IIT,” kata dia kepada AFP, dikutip Kamis (9/12/2021).

India ternyata telah membuka kesempatan untuk memiliki talenta digital sejak puluhan tahun lalu. Jaringan IIT telah didirikan tahun 1950 oleh perdana menteri pertama, Jawaharlal Nehru.

Saat itu dia membayangkan banyak lulusan sains dan teknik terlatih membantu membangun India. Namun keinginan itu terbentur oleh permintaan domestik yang tidak mencukupi dengan pasokan para insinyur.

Akhir lulusan teknologi mencari lebih jauh di luar tanah airnya. Terutama di AS, yang memang mencari pekerja terampil saat revolusi digital dimulai.

“Pada tahun 60-an, 70-an, dan 80-an hingga 90-an, industri India belum (pada tahap) maju dan…banyak dari mereka yang ingin melakukan teknologi mutakhir pergi ke luar negeri,” jelas Wakil Direktur IIT Bombay, S. Sudarshan.