Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanis sejak erupsi pada Sabtu (4/12) sekitar pukul 15.00 WIB, sehingga statusnya dinaikkan menjadi Siaga atau Level 3. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu bahkan sempat menyeburkan wedhus gembel. Apa itu wedhus gembel?
Wedhus gembel akrab terdengar ketika ada gunung berapi di Pulau Jawa meletus, terutama bagi warga di sekitar Gunung Merapi. Gunung Semeru pun menyemburkan awan panas dan gas beracun yang disebut wedhus gembel. Dalam kondisi tidak sedang erupsi, tercatat terjadi letusan wedhus gembel setiap 15-30 menit pada puncak Gunung Semeru yang masih aktif.
Mengapa disebut wedhus gembel?
Dirangkum dari berbagai sumber, dalam bahasa Jawa, wedhus gembel kambing gimbal, yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal. Kenapa disebut demikian, karena gerakan dari muntahan erupsi gunung bergumpal-gumpal dan berwarna keputihan dan dari jarak jauh tampak seperti bulu wedhus gembel.
Berapa derajat suhu wedhus gembel?
Wedhus gembel yang merupakan awan panas hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan, mengandung gas beracun, batuan pijar yang panas, dan material vulkanik padat dengan suhu lebih dari 600 derajat celcius atau enam kali panas air mendidih.
Yang terjadi jika terkena wedhus gembel
Meski nama wedhus gembel terkesan lucu, keberadaan awan panas sangat berbahaya bagi warga sekitar gunung yang erupsi seperti Gunung Semeru saat ini, karena dapat menyebabkan kematian.
Selain suhunya yang sangat panas, wedhus gembel memiliki kandungan material vulkanik yang sangat berbahaya. Awan panas bisa membakar apapun yang dilaluinya. Tubuh manusia yang terkena awan panas bisa menjadi kaku terpanggang berselimut debu.
Kecepatan wedhus gembel
Gerakan wedhus gembel bisa mencapai 200 Km per jam. Karenanya, warga yang berada pada radius tersebut harus segera menjauhi puncak dan mencari lokasi yang aman bila aktivitas gunung meningkat.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang terus mengimbau agar masyarakat yang bermukim di kaki Semeru untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya. Terutama, bagi mereka yang bermukim dan beraktivitas di dekat Daerah Aliran Sungai Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Kobokan.
“Warga tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada dan mematuhi rekomendasi pihak vulkanologi. Untuk mematuhi zona bahaya dengan radius 4 kilometer di lereng tenggara yang mengarah ke kawasan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo. Karena lokasi setempat merupakan jalur luncuran guguran awan panas atau lava pijar,” kata Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Rochani.