Khawatir Tsunami Pasca Gempa, Warga Sulawesi Selatan Masih Mengungsi

0
724

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menyatakan dampak gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores merusak sejumlah rumah warga di Kecamatan Pasimarannu dan Kecamatan Pasilambena. Hingga Selasa malam, warga masih mengungsi di tempat yang tinggi.

Warga masyarakat di kecamatan Pasimarannu dan Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan hingga Selasa malam (14/12) masih mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi pasca gempa bumi magnitudo (M) 7,4 yang terjadi pada pukul 11.20 Waktu Indonesia Tengah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Selayar, Ahmad Ansar, menjelaskan masih banyak warga yang masih bertahan di tempat yang tinggi sebagai titik kumpul evakuasi pasca guncangan kuat yang dirasakan pada Selasa siang.

“Kondisinya masyarakat banyak rumah warga yang rusak berat, rusak ringan, juga rusak sedang juga sarana publik, kemudian persoalan masyarakat karena traumatik, persoalan psikologi sehingga mereka itu masih berada di ketinggian sampai saat ini,” jelas Ahmad Ansar.

Menurut rencana pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Selayar akan mengunjungi kedua kecamatan itu pada Rabu pagi yang berjarak sekitar 8 jam perjalanan laut menggunakan speedboat. Dilaporkan sejak gempa, wilayah itu mengalami gangguan komunikasi.

“Pemerintah daerah melalui Bupati dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), BPBD dan DInas Sosial akan langsung turun ke lapangan meninjau kemudian mengidentifikasi terkait kerusakan dan persiapan untuk bantuan,”kata Ahmad Ansar. Menurutnya angka pasti jumlah bangunan rumah yang rusak menunggu hasil identifikasi di lapangan tersebut.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Kecamatan Pasimarannu yang berbatasan dengan Laut Flores pada bagian Barat dan Timur, dihuni oleh 10.492 jiwa. Sedangkan Kecamatan Pasilambena yang berbatasan dengan NTT pada sisi bagian Selatan dan laut Flores pada sisi bagian Timur dan Barat, memiliki jumlah penduduk delapan ribu jiwa.

“Kebutuhan mendesak seperti makanan apa semua kemudian selimut karena dia berada di ketinggian, termasuk tenda-tenda pengungsi, jadi insyaallah nanti kami sudah persiapkan untuk itu dari Badan Penanggungan Bencana Daerah,” jelas Ahmad Ansar menjawab pertanyaan VOA terkait kebutuhan mendesak bagi warga masyarakat di kedua kecamatan tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam siaran pers, Selasa (14/12) malam melaporkan sebanyak 346 rumah di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mengalami kerusakan usai terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Selain itu, satu unit gedung sekolah, dua bangunan tempat ibadah dan satu rumah jabatan kepala desa juga terdampak.

Seluruh anggota BPBD setempat telah turun ke lapangan untuk melakukan kajian cepat dan memonitor dampak akibat gempa Selasa siang.