Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap tahun terpanas di Indonesia. Tahun 2016 tercatat menjadi terpanas sepanjang periode pengamatan mulai 1981 hingga 2020.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 derajat celcius.

“Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 derajat , dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 derajat celcius,” ujar Dwikorita lewat keterangan tertulis, Rabu (23/3).

Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang dirilis Badan Meteorological Dunia (WMO) pada 2020 juga menempatkan 2016 sebagai tahun terpanas pertama.

“Dengan tahun 2020 sedang on the track menuju salah satu dari tiga tahun terpanas yang pernah dicatat,” tuturnya.

Ia mengatakan kondisi ini pula yang mengakibatkan mencairnya salju abadi di Puncak Jaya Papua. Jika awalnya luasan salju abadi sekitar 200 kilometer persegi, maka kini hanya menyisakan 2 kilometer persegi atau tinggal 1 persen saja.

Dwikorita menilai salju dan es abadi di Puncak Jaya sendiri merupakan keunikan yang dimiliki Indonesia, mengingat wilayah Nusantara beriklim tropis.

Fenomena lainnya, munculnya siklon tropis seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) April 2021.

Fenomena siklon bisa dikatakan sangat jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis semakin sering terjadi.

“Jika situasi ini terus berlanjut, maka kasihan anak cucu kita, generasi penerus bangsa ini. Indonesia akan jauh lebih sering dilanda cuaca ekstrem dan bencana yang tidak hanya menimbulkan kerugian materil namun juga korban jiwa,” pungkasnya.

Dwikorita mengatakan, pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerjasama dan gotong royong dalam melakukan aksi mitigasi. Salah satu langkah mitigasi yaitu menggantikan energi fosil menjadi energi terbarukan.

Selain itu ada upaya lain di antaranya penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon atau reboisasi secara lebih masif dan restorasi mangrove.

“Mungkin cara-cara tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sepele, namun dampaknya sangat luar biasa terhadap keberlangsungan bumi dan umat manusia,” tuturnya.